Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem Rute Cincin Api Jatim

Kompas.com - 09/11/2011, 22:14 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Memasuki hari ke enam Ekspedisi Cincin Api Kompas di rute gunung api Jawa Timur, tim menghadapi cuaca yang kian ekstrem. Hujan deras dan angin kencang menyambut sejak eksplorasi di Gunung Kelud, Kediri, dan di Kawah Ijen, Bondowoso-Banyuwangi.

Di Kawah Ijen, selama satu hari pendakian hujan terus mendera. Kendati demikian, tim terus menapaki kawah, menemui para penambang belerang, menuju dam dan menjelajahi ladang gypsum yang terbentuk dari kandungan asam sulfat air di kawah menyatu dengan mineral letusan gunung.

Usai turun Kawah Ijen, tim menuju Kota Malang, yang sebelumnya dijadwalkan untuk langsung persiapan pendakian ke Gunung Semeru. Hujan terus turun dan tim memperoleh informasi terjadi banjir lahar dingin di Kabupaten Lumajang.

Saat ini tim berada di Kota Malang untuk mengatur ulang jadwal. Pendakian ke Gunung Semeru yang dijadwalkan 10 November 2011 harus diundur karena faktor cuaca. Data yang diperoleh tim melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, menyebutkan selama satu pekan ke depan untuk daerah Malang dan sekitarnya, cuaca berpeluang hujan yang kadang disertai petir.

"Cuaca (hujan) kurang mendukung tim untuk mendokumentasi alam Gunung Semeru. Memasuki musim hujan sekarang, awan badai sangat mungkin terbentuk hingga menyelimuti seluruh tubuh Gunung Semeru. Kalaupun dipaksakan naik, tim tidak maksimal memotret," kata Rustiono, Litbang Kompas yang juga anggota tim ekspedisi.

Ketua tim Ekspedisi Cincin Api Kompas, Ahmad Arif mengatakan, risiko pendakian di musim hujan tidak bisa dihindari. Kalaupun pendakian tidak sesuai jadwal, tim akan menunda hingga usai musim hujan. Alternatif lain, tim masih bisa mengeksplorasi kawasan lainnya yang masih berhubungan kuat dengan gunung api.

Malam purnama

Hasil perubahan jadwal sementara, Kamis (10/11/2011), tim ekspedisi akan kembali ke Gunung Kelud di Blitar. Sejak pagi tim akan mengeksplorasi pertanian nenas dan kopi yang menjadi salah satu komoditas utama masyarakat di Gunung Kelud.

Malam hari bertepatan malam purnama, tim bergerak ke Candi Penataran di lereng barat daya Gunung Kelud, untuk meliput pementasan tari klasik. "Ada banyak cerita dan budaya yang didapat di acara tersebut untuk melengkapi bahan tulisan," kata Amir Sodikin, anggota tim ekspedisi.

Jadwal selanjutnya, tim akan lebih dulu bergerak ke Bromo dan Tengger sekaligus memantau cuaca di sekitar Gunung Semeru untuk bisa memutuskan apakah pendakian bisa dilanjutkan. Selain itu juga akan diputuskan waktu pendakian ke Gunung Penanggungan.

Ikuti perkembangan Ekpedisi Cincin Api di: www.cincinapi.com atau melalui facebook: ekspedisikompas atau twitter: @ekspedisikompas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com