Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Hasil Riset Harus Dominasi Pasar Lokal

Kompas.com - 07/11/2011, 20:20 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim menegaskan bahwa produk hasil riset para ilmuwan harus bisa diserap oleh industri dan mendominasi pasar lokal.

"Selama ini produk masih dikuasai luar. Contohnya obat, banyak sekali obat potensial. Tetapi bagaimana memecah pasar lokal yang sudah dikuasai importir. Selama puluhan tahun, 90 persen pasar obat dikuasai oleh importir," kata Lukman dalam acara LIPI Expo di Hotel Bidakara, Senin (7/11/2011).

Dominasi produk luar negeri membuat Indonesia hanya menjadi penonton dan tidak mendapatkan nilai tambah. Lukman mencontohkan pada produk ponsel, Indonesia hanya bisa menjadi konsumen, mengeluarkan pulsa terus-menerus tanpa punya keuntungan tambahan selain pemakaian.

Lukman mengungkapkan, "Ini bukan kita tidak mampu, tetapi karena persaingan. Makanya, bagaimana caranya kita bisa mendominasi dan tidak hanya jadi konsumen. Pasar bisa dikuasai produk yang hasil pengembangan para ilmuwan."

Menurut Lukman, LIPI telah menghasilkan beberapa produk yang sebenarnya bisa diaplikasikan. Contohnya antara lain senyawa berkhasiat obat dan alat penjernih air. Namun, LIPI perlu rekan untuk bekerja sama sehingga hasil penelitian bisa menjadi poduk jadi. Kalangan yang diharapkan bisa diajak kerja sama adalah industri. Selama ini, hasil penelitian banyak, tetapi masih minim industri yang berminat.

"Itu sebabnya dari pemerintah kami dorong insentif sehingga gap yang besar antara supply dan demand ini didekatkan," jelas Lukman.

Dalam LIPI Expo kali ini dipamerkan beberapa produk, di antaranya es krim tempe, reaktor ozon pengolah limbah cair, instalasi pengolah air gambut, dan biotrik (biogas listrik). Lukman berharap ajang LIPI Expo bisa menjadi tempat pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian untuk bertemu dan menindaklanjuti hasil riset.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com