BANJARMASIN, KOMPAS.com- Nelayan Pulau Laut Utara di Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan, kini menghadapi masalah berupa kelangkaan bahan baku untuk membuat bagan atau dalam bahasa setempat dikenal dengan istilah bagang.
Untuk mengambil pohon bakau yang biasa dipakai sebagai tiang bagang tancap, mereka kini berhadapan dengan aparat dan pemerintah daerah. Hal ini terjadi karena pohon bakau di wilayah mereka masuk dalam wilayah cagar alam.
"Baru-baru ini ada 10 warga di daerah kami yang berhadapan dengan petugas. Mereka di-sel selama beberapa bulan, ujar salah satu nelayan setempat yang minta namanya tidak disebut, saat dihubungi dari Banjarmasin," Senin (7/11/2011).
Menurut dia, untuk membuat satu bagang dibutuhkan sekitar 16 buah batang bakau. Batang bakau yang biasa diambil memiliki diameter 20-30 sentimeter.
"Kami mengambil kayu hanya untuk keperluan makan. Itu pun hanya bagian tertentu, tidak semua diambil. Beda dengan membuat tambak yang memangkas semua bakau," ujarnya. Beberapa pekan lalu telah diadakan pertemuan dengan Dinas Kehutanan setempat, namun tidak diperoleh jalan keluar.
Saat ini terdapat sekitar 400 bagan nelayan yang biasa dipakai untuk mencari ikan. Dua tahun lalu jumlah bagan mencapai 650-an buah, sebagian lainnya rusak akibat diterjang gelombang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.