JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa jenis biota laut di perairan kawasan sudah sulit ditemui. Padahal, selama ini, kawasan ini dikenal dengan keindahan laut serta keragaman biota yang ada di dalamnya. Raja Ampat dikenal dengan keindahan lautserta keragaman biota yang ada di dalamnya. Salah satu yang sudah sulit ditemukan adalah hiu.
"Seperti hiu, sekarang sudah mulai sulit ditemui di Raja Ampat. Bisa memang, tapi Anda harus pergi ke tempat tertentu dan melihat dengan sangat cermat," kata Dr Lida Pet-Soede, Head of the WWF Coral Triangle Program, di Jakarta, Kamis (3/11/2011).
Lida menjelaskan, sulitnya menemukan hiu berkaitan dengan eksploitasi pada spesies itu. Hiu banyak diburu untuk mendapatkan siripnya. Menurut Lida, yang terlibat penangkapan hiu adalah nelayan asing, bukan warga lokal.
"Selain hiu, ada juga ikan napoleon yang juga sudah sulit dijumpai. Sudah banyak bukti penurunannya. Jadi, kalau di Raja Ampat sudah sulit, jangan berharap mudah menemukan di tempat lain," ungkap Lida.
Oleh karena itu, menurutnya, perlu regulasi yang tegasuntuk melindungi spesies tersebut.
"Pemerintah Indonesia sudah membuat National Plan of Action untuk hiu. Kemajuan pemerintah Indonesia bagus, tetapi prosesnya lama sekali," kritik Lida.
Untuk menjaga kelestarian hiu dan napoleon, ia menyarankan agar pemerintah bekerjasama dengan warga lokal untuk melakukan pengawasan.
"Jadi ada bagi tugasnya antara pemerintah dengan warga," jelas Lida.
Selain itu, pemerintah juga bisa menjalin kerjasama dengan negara-negara yang masuk dalam wilayah Segitiga Karang Dunia, tempat Raja Ampat berada. Hal ini dinilai bisa mendukung pelestarian hiu menjadi gerakan regional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.