KOMPAS.com — Anders Malmendal dari University of Copenhagen mengembangkan "lidah magnet", sebuah perangkat yang punya fungsi mirip lidah manusia untuk mendeteksi lezat-tidaknya suatu makanan. Menurut Malmendal, alat ini diciptakan untuk membantu pabrik memproduksi makanan kalengan lebih efisien, tetapi tetap lezat.
Salah satu contoh aplikasinya pada tomat kalengan. Dalam produksi makanan kalengan, lidah magnetik bisa membantu merasakan makanan dengan lebih obyektif. Pekerja di bagian kontrol kualitas yang bertugas menyeleksi produk kadang gagal menyeleksi karena berbagai faktor.
Untuk mengembangkan lidah magnetik, Malmendal melakukan tes pada 18 tomat kalengan yang berbeda dengan mengevaluasi atom hidrogen menggunakan nuclear magnetic resonance. Analisis tersebut mampu mengidentifikasi protein atau asam amino serta jenis-jenis gula yang terdapat di tomat kalengan.
Analisis ini membantu mengembangkan alat yang bisa merasakan. Analisis membuktikan bahwa keberadaan gula, protein, dan asam amino yang terdeteksi berkaitan erat dengan rasa tomat. Lidah magnetik pun dikembangkan untuk mendeteksi senyawa tersebut.
Menurut peneliti, lidah magnetik bisa membantu menciptakan produk makanan yang lebih enak sebab mampu menyeleksinya dengan lebih obyektif. Lidah magnetik menjadi produk e-sensing lain setelah adanya hidung elektrik yang pernah diciptakan sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.