Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggrek untuk Petani

Kompas.com - 25/10/2011, 04:46 WIB

Senyum Mufidah Jusuf Kalla (68) mengembang, sama mekarnya dengan kelopak-kelopak anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) di Kebun Bunga Rania, Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pekan lalu. Namun, hatinya sebenarnya gundah.

”Indonesia punya spesies anggrek yang kaya, tetapi petani justru harus bersandar pada bibit impor,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Anggrek Indonesia itu saat pembukaan kebun bunga yang dikelolanya tersebut.

Begitulah. Indonesia adalah habitat bagi ribuan spesies anggrek. Di semenanjung Sulawesi saja tercatat ratusan anggrek endemik yang tergolong langka. Namun, konservasi dan pengembangannya minim. ”Anggrek kita malah banyak dibawa dan dikembangkan orang asing,” ujar istri Jusuf Kalla tersebut.

Itu sebabnya Mufidah terdorong membuat kebun bunga yang memfokuskan pada kawin silang anggrek bulan dan Dendrobium. Perempuan kelahiran Sibolga, 12 Februari 1943, ini juga mengelola kebun bunga anggrek di Cisarua, Jawa Barat, yang dilengkapi dengan laboratorium pembibitan.

Tempat ini diharapkan bisa menghasilkan bibit anggrek yang nantinya dijual ke petani dengan harga rendah. Dengan demikian, bibit dan anggrek lokal berjaya di negeri sendiri. ”Supaya petani anggrek juga ikut sejahtera,” tambahnya. (SIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau