Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai ROSAT Masuk Atmosfer, Lapan Waspada

Kompas.com - 23/10/2011, 13:13 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Rongsokan satelit ROSAT yang diperkirakan jatuh ke Bumi, Minggu (23/10/2011), telah memasuki atmosfer Bumi. Demikian pernyataan dari German Aerospace Center seperti dikutip AP hari ini.

Andreas Schuetz, juru bicara German Aerospace Center, mengatakan, sampai saat ini belum ada kepastian di atas wilayah atau negara mana satelit tersebut jatuh. Menurut Schuetz, ilmuwan sudah tidak lagi bisa berkomunikasi dengan satelit tersebut, tetapi dipastikan bahwa satelit telah menempuh jarak sekitar 20.000 km hingga 30 menit sebelum memasuki atmosfer Bumi.

Berdasarkan perkiraan sebelumnya, satelit tidak akan menghantam wilayah Eropa, Afrika, dan Australia. Mengikuti jejak perjalanan satelit, ilmuwan memperkirakan bahwa saat re-entry atmosfer Bumi, satelit berada di atas wilayah daratan China. Meski demikian, Schuetz belum bisa memberikan konfirmasi kepastiannya.

Seperti diberitakan sebelumnya, ROSAT diperkirakan menghantam Bumi hari ini sekitar pukul 07.30-12.30. Beberapa bagian satelit akan terbakar di atmosfer, tetapi beberapa bagian lain akan menghantam Bumi. Salah satu bagian terbesar yang mungkin jatuh adalah cermin tahan panas yang dimiliki ROSAT.

ROSAT adalah satelit seberat 2,69 ton yang diluncurkan tahun 1990 dan dinonaktifkan sejak 1999. Satelit ini sebelumnya digunakan untuk meneliti lubang hitam dan bintang neutron. Sejak dinonaktifkan, ketinggian orbit satelit terus menurut hingga 330 km pada Juni.

Mungkinkah ROSAT jatuh ke Indonesia? Pakar antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, lewat pesan singkat hari ini mengatakan, "Kami sedang mengkaji kemungkinan lokasinya yang mungkin juga mencakup wilayah Indonesia."

Meski jatuh di wilayah permukiman, German Aerospace Center menyatakan bahwa peluang untuk melukai orang adalah 1 dalam 2.000. Karena penduduk Bumi 7 miliar, peluangnya adalah 1 dalam 14 triliun. Jadi, sebenarnya tak perlu terlalu dikhawatirkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com