MAKASSAR, KOMPAS -
Setidaknya 50 peternak angkatan pertama sudah menjalankan pelatihan di Dinas Peternakan Sulsel di Makassar, Rabu (19/10). Setiap tahun akan dilatih setidaknya 150 hingga 200 inseminator sampai tercapai jumlah 1.000 petugas pada 2015.
Kepala Dinas Peternakan Sulsel Murtala Ali mengatakan, saat ini baru ada 450 inseminator di Sulsel. Adapun jumlah sapi mencapai 825.000 ekor, 680.000 ekor di antaranya betina. Dengan tambahan 150 inseminator tahun ini, akan ada 600 petugas yang bisa dioptimalkan.
Program pelatihan merupakan bagian dari Proyek Daging dan Susu yang digagas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mendukung swasembada pangan.
Dengan inseminasi buatan (IB), setidaknya akan ada pertambahan 200.000 ekor sapi setiap tahun.
Dari jumlah sapi saat ini, 70 persen dikirim ke Maluku, Papua, dan Kalimantan. ”Konsumsi masyarakat Sulsel cenderung ikan sehingga daging untuk memenuhi daerah lain,” ujar Murtala.
Inseminator bertugas memasukkan sperma beku sapi jantan ke sapi betina. Proses penampungan sperma dan pemisahan kromosom untuk menentukan jenis kelamin sapi dilakukan LIPI bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Toban Batosamma, Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, mengatakan, IB lebih terukur dan bisa diandalkan ketimbang proses kawin alami untuk menambah kuantitas dan memperbaiki kualitas sapi. Arifuddin (27), peternak di Desa Poleonro, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, mengatakan, dia baru mengikuti pelatihan inseminasi.