Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajinan Patung Batu Trowulan Tembus Pasar Luar Negeri

Kompas.com - 12/10/2011, 19:58 WIB
Abdul Lathif

Penulis

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Kerajinan patung batu buatan perajin dan pematung Trowulan, Mojokerto, tak hanya menembus pasar dalam negeri. Namun pula mampu menembus pasar luar negeri, antaranya Perancis, Belanda, Australia dan Amerika Serikat.

Sebulan rata-rata saya masih menerima pesanan dan mengirim barang ke luar negeri sebanyak dua-tiga kontainer patung batu dalam pelbagai ukuran, kata Antok (31), perajin patung batu ketika ditemui hari Rabu (12/10/2011), di Sentra Kerajinan Patung Batu, di Trowulan, Mojokerto.

Ia mengatakan, krisis ekonomi global yang terjadi dalam tahun 1997 lalu, sempat menghantam usaha kerajinan patung asal Trowulan, namun dalam perjalanan waktu dan upaya keras perajin, usaha patung batu Trowulan kembali pulih dengan mengalirnya pesanan dari luar negeri.

Krisis ekonomi global yang lalu sempat membuat para buyer di luar negeri yang menjadi langganan saya kole ps dan gulung tikar, karena itu mau tak mau saya harus mencari buyer baru agar usaha kerajinan patung Trowulan tetap hidup, katanya.

Dikatakan, perajin patung batu harus kreatif dalam mencari peluang dan pasar luar negeri., karena selama ini hasil peraj in patung batu asal Trowulan lebih banyak melalui bakul dan broker yang ada di Bali, sebelum barang hasil kerajinan patung batu dilepas ke pasar luar negeri.

Saya lebih suka memenuhi pesanan langsung dari broker maupun buyer di luar negeri, karena mereka lebih menghargai kerja profesional, katanya.

Antok mengatakan, broker maupun buyer asal negara Eropa dan Amerika Serikat sangat menghargai kerja profesional , sehingga pihaknya tidak mau gegabah tatkala menerima pesanan dalam jumlah banyak melebihi kemampuan dan kapasitasnya.

Masalahnya, terkait dengan kemampuan finansial, karena deposit dari broker maupun buyer biasanya hanya sekitar 30-40 persen dari nilai total barang pesanan, katanya.

Ia menyatakan, kepercayaan broker maupun buyer luar negeri terhadap kerja profesional perajin, bakan luntur dan berbalik tidak percaya lagi tatkala merasa dikecewakan dan dirugikan.

Kalau imej kurang bagus, apalagi sudah cacat bisa hilang dimata buyer, tuturnya.

Sebagian terbesar hasil kerajinan patung batu, demikian kata Antok, memenuhi pesanan broker dan buyer dari Eropa, utamanya Perancis, lalu Aust ralia, Belanda, Amerika Serikat dan Thailand. Menyoal besarnya omset per bulan, ia mengatakan, rata-rata Rp 100 juta sampai Rp 150 juta.

Hampir 90 persen barang saya kirim ke Perancis sesuai pesanan buyer di sana, katanya.

Sebagai perajin, Antok amat berharap kepada pemerintah agar peduli terhadap kelangsungan hidup kerajinan patung batu Trowulan, karena selama ini usaha ekonomi kerakyatan yang menjadi gantungan hidup rakyat kecil dibiarkan begitu saja untuk mempertahankan kelangsungan sumber usahanya dan hidupnya.

Ke depan harus ada campur tangan pemerintah dan negara sebagai motor penggeraknya, kalau tidak bakal banyak perajin yang alih profesi, katanya.

Kadi (40), pemahat patung asal Trowulan secara terpisah mengatakan, mengalirnya pesanan patung batu asal Trowulan, tidak saja menghidupkan usaha kerajinan patung batu , namun juga sumber penghasilan pemahat patung.

Sudah tujuh belas tahun saya menggantungkan hidup dari pekerjaan memahat patung batu, walaupun hasilnya hanya cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga, termasuk biaya s ekolah anak- anak, katanya.

Ia mengatakan, kerajinan patung batu warisan leluhur masa kerajaan Majapahit ini sampai sekarang ini masih tetap terjaga dengan baik, karena masih adanya perajin dan pemahat patung yang terus bertahan hidup dari seni patung batu tersebut.

Sayangnya, pemerintah dan masyarakat kurang menghargai seni, katanya.            

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com