JAKARTA, KOMPAS.com- Pertemuan Perubahan iklim di Panama pada 1-7 Oktober kemarin, salah satunya menghasilkan dokumen inisiatif mekanisme alih teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Sayangnya, nasib negara berkembang, termasuk Indonesia yang sangat rentan terdampak perubahan iklim, tak diperhatikan.
Kepala Departemen Hubungan Internasional dan Keadilan Iklim Walhi, Teguh Surya, Selasa (11/10/2011), mempertanyakan nasib negara berkembang, terutama Indonesia yang rentan terhadap bencana akibat perubahan iklim. "Apa mekanisme yang bisa menyelamatkan mereka," ujarnya.
Menurut dia, hasil alih teknologi merupakan "intrik" negara maju. "Kalau melihat dari pertemuan Cancun, alih teknologi sebagai bagian dari upaya reduksi emisi negara annex 1. Dia akan produksi teknologi yang akan ditransfer ke negara berembang lengkap dengan ahlinya," paparnya.
Lebih lanjut, hasil penerapan teknologi itu akan divisualisasi dalam bentuk sertifikat karbon yang diklaim sebagai carbon rights negara investor. Ini dihitung sebagai upaya invest mengurangi emisi dan dimasukkan dalam carbon credit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.