Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosialisasi Mitigasi dan Tanggap Bencana Minim Dilakukan

Kompas.com - 06/10/2011, 21:58 WIB
Timbuktu Harthana

Penulis

WASIOR, KOMPAS.com -  Setahun pascabencana banjir bandang, pemerintah daerah Kabupaten Teluk Wondama maupun Provinsi Papua Barat tak pernah menyosialisasikan mitigasi maupun tanggap bencana banjir kepada warga Wasior. Pemerintah bergantung kepada pihak ketiga yang lebih dini memperingatkan masyarakat.

Diakui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Teluk Wondama Tonny Marani, Kamis (6/10/2011), pihaknya belum pernah sekali pun m enyosialisasikan tanggap dan mitigasi bencana kepada warga Wasior yang menjadi korban banjir. S elama ini, Pemda dan BPBD Teluk Wondama lebih fokus menangani nasib pengungsi.

Namun, penyebab utama adalah lembaganya tidak punya dana untuk kegiatan itu. Sejak BPBD Teluk Wondama didirikan, Februari 2011, pemkab hanya menganggarkan dana untuk sewa kant or dan kebutuhan alat tulis kantor. Kami tak punya dana untuk sosialisasi. Padahal, tujuannya penting, meminimalkan risiko akibat bencana banjir. Jangankan sosialiasi, biaya operasional saja kami tidak punya, kata Tonny.

Akibatnya, masih sedikit masyara kat Wasior yang mengetahui dan memahami pola tanggap bencana yang tepat jika terjadi banjir. Demikian pula pemahaman pentingnya mitigasi bencana di lingkungan tempat tinggalnya. Minimnya informasi memicu kekhawatiran yang tinggi pada warga saat hujan deras terjadi. Terbukti, karena hujan deras dan air sungai mulai masuk ke halaman serta dalam rumah, Rabu (5/10) malah, warga merasa resah. Bahkan ada yang sudah mengemasi barang-barangnya, khawatir jika ada banjir besar.

Menurut Justinus Rumabur, Kepala Sekol ah SMP Negeri 1 Wasior, informasi mengenai tanggap dan mitigasi bencana perlu disampaikan ke seluruh masyarakat, terutama anak-anak sekolah. Mereka dianggap cepat menyerap informasi dan manfaatnya jangka panjang. Sosialisasi diharapkan mampu mengurangi tr auma banjir bandang yang dirasakan anak-anak.

Secara psikologi, anak-anak masih takut jika hujan deras. Konsentrasi belajar mereka di kelas hilang. Jadi mereka perlu diberi pelajaran bagaimana menyelamatkan diri jika terjadi banjir, supaya (perasaannya) lebih tenang, kata Rumabur.

Yohanes Bombing (60) warga di Kampung Sanduay mengaku masih khawatir jika hujan deras terjadi. Dia tidak tahu harus berbuat apa atau pergi kemana jika sampai terjadi banjir. Solusinya, dia dan kebanyakan warga Wasior lebih waspada saat hujan deras dan air mulai limpas ke jalan. Diantaranya, memeriksa aliran dan debit air sungai-sungai besar yang ada di sekitar ka mpung.

Pascabanjir, sosialisasi mitigasi dan tanggap bencana pernah dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) di beberapa lokasi hunian sementara. LSM itu, diantaranya Yayasan Hope memberikan informasi tanggap bencana dan daerah aman bencana yang bi sa dituju jika banjir, serta upaya pencegahan agar banjir tidak terjadi. Sayangnya, sosialisasi hanya diberikan kepada beberapa orang saja, tidak menyeluruh.

Tonny menambahkan, sosialisasi tanggap dan sadar bencana akan dilakukan mulai 2012. Selanjutnya membuat peta potensi bencana di tiap distrik di Teluk Wondama, dan memasang 48 alat pendeteksi gempa di 13 distrik dan lokasi padat penduduk. Prioritas sasaran sosialisasi adalah para tokoh adat dan masyarakat, karena budaya di tanah Papua masyarakatnya a kan mengikuti apapun yang diperintahkan kepala suku atau tokoh adat.

Metodenya bukan simulasi, tapi pertemuan. Sebab, mengumpulkan orang satu kampung di sini (Teluk Wondama) ini susah. Sebab, sering dijumpai kampung itu kosong karena penduduknya pergi di laut atau hutan, kata Tonny. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com