JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Boediono menyerukan agar kota dibuat semakin hemat energi sehingga emisi karbon yang dilepaskan kawasan perkotaan berkurang secara signifikan. Untuk jangka panjang, pengurangan emisi gas rumah kaca di perkotaan , seperti karbon, dilakukan dengan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan.
"Hal pertama yang kita upayakan adalah bagaimana kota bisa semakin hemat energi. Kita bisa melakukannya dengan cara mengurangi pemborosan energi, yakni memanfaatkan teknolgi yang bersih. Ini menjadi tema di banyak negara dan tentu kita tidak boleh ketinggalan," kata Boediono, Senin (3/10/2011), saat menyampaikan pidato pada peringatan Hari Habitat Dunia 2011, di Istana Wakil Presiden.
Hadir pula dalam peringatan itu Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa.
Hari Habitat Dunia diselenggarakan di berbagai negara sejak tahun 1986 setelah PBB menetapkan Hari Habitat Dunia jatuh setiap hari Senin pertama pada bulan Oktober. Badan PBB bagi Permuki man Manusia (UN Habitat) menetapkan tema Hari Habitat Dunia 2011 ialah Kota dan Perubahan Iklim , sedangkan Indonesia menetapkan Kota Hijau Solusi Perubahan Iklim sebagai sub-tema.
Meski demikian, Wapres tetap menyoroti pola hidup masyarakat perkotaan yang cenderung boros energi. Mengingat kebiasan kita di kota-kota besar, baik di gedung-gedung tinggi maupun di rumah tangga , saya kira kok masih ada ruang untuk melakukan penghematan listrik, ucapnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa hal paling utama dalam jangka panjang adalah mentransformasikan teknologi di kota-kota menjadi menjadi teknologi yang lebih bersih. Kita kaya dalam variasi energi, tetapi kita memakai energi yang belum bersih, seperti bahan bakar fosil. Upaya pemanfaatan energi yang lebih bersih ada, tetapi masih lambat, entah itu pemanfaatan gas, geotermal, matahari Ini tentunya jangka panjang. Untuk jangka pendek, kita bisa lakukan gerakan penghematan energi, ujar Boediono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.