KOMPAS.com - Di tengah ancaman krisis keuangan global, pasar Indonesia tetap menjadi incaran pelaku-pelaku bisnis mancanegara. "Peluang pasar di Indonesia masih besar," kata Direktur Utama Indovisual Sistem Integrasi (ISI) Joko B Dumairi.
Dalam kesempatan pada Selasa (27/9/2011) tersebut, pihaknya memperkenalkan layar optik Supernova DNP tembak belakang (rear screen) dan Supernova DNP Motorized Flex Classic berukuran 100 inchi. DNP merupakan kepanjangan dari Dai Nippon Printing, perusahaan asal Jepang penyedia layar dan komponen elektronik. Kedua piranti itu diproduksi oleh perusahaan di Denmark. Dalam kesempatan tersebut hadir juga Area Sales Manager DNP Asia Anjum Parwaiz.
Lebih lanjut, Anjum menjelaskan kedua produknya diklaim mampu bertahan di tengah kondisi berbagai penerangan baik dalam kondisi gelap maupun pencahayaan penuh. Teknologi DNP juga memangkas kebutuhan jarak tembak proyektor dari rata-rata 3-4 meter menjadi separuhnya.
Menurut Joko, terkait celah pasar layar optik di Indonesia, pihaknya memang hanya memasang target tiga proyek instalasi sistem layar optik hingga akhir 2011. Dalam catatannya, tiap satu proyek yang merupakan keseluruhan sistem tersebut berada di kisaran harga mulai Rp 600 juta.
Joko menambahkan, pihaknya membidik pasar institusi seperti perkantoran, perbankan, dan persekolahan sebagai calon-calon konsumen.
Sementara, meski Anjum mengatakan pihaknya menguasai hampir 50 persen pasar global, di Indonesia, DNP baru sampai pada tahap pemula. "Penguasaan kami di pasar Indonesia masih sangat kecil," kata Anjum.