Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup-Mati di Negeri Cincin Api

Kompas.com - 14/09/2011, 05:27 WIB

Prinsip arsitektur yang sama ditemukan di Batak, Karo, Toraja, Aceh, Minangkabau, Kampung Naga (Jawa Barat), dan joglo di Yogyakarta. Namun, strategi adaptasi nenek moyang selama ribuan tahun kini semakin ditinggalkan, tanpa upaya memperbaruinya dengan pengetahuan baru yang berpijak pada siasat bijak berdamping bencana.

Di Pulau Simeulue, Aceh, masyarakat tradisional mengembangkan budaya smong dalam menyiasati tsunami yang kerap melanda. ”Nga linon fesang smong”, demikian kepercayaan masyarakat setempat: ”setelah gempa akan datang ombak besar”.

Smong merupakan kata-kata ajaib yang menyelamatkan warga Simeulue saat tsunami melanda pada 26 Desember 2004. Waktu itu, ”hanya” tujuh orang di Simeulue yang meninggal akibat tsunami dibandingkan dengan ribuan rumah yang tersapu gelombang ini. Warga di sana telah meninggalkan rumah sebelum tsunami tiba.

Smong, yang dalam bahasa lokal berarti ombak besar ke pantai, seperti kata-kata yang ajaib. Begitu mendengar kata smong, warga Simeulue akan berlari ke luar menuju satu titik: perbukitan. Pengetahuan tentang smong ini berasal dari ingatan kolektif mereka terhadap bencana tsunami yang melanda pulau ini pada 1907, bahkan mungkin lebih lama lagi.

Di Pulau Mentawai, masyarakat setempat mengembangkan pola hidup menjauh dari laut yang kerap mengirim tsunami. Walaupun mereka tinggal di kepulauan, pusat orientasi budaya mereka adalah hutan di pedalaman pulau. Selama ribuan tahun, mereka seperti sengaja menjauh dari laut dan baru pindah ke daratan setelah para migran dan Orde Baru membangun kota baru di pesisir sejak tahun 1970-an.

Tata ruang dan pembangunan baru yang berorientasi pada pertumbuhan dan alasan politik praktis telah mengabaikan kearifan lama ataupun strategi teranyar untuk menghadapi bencana gempa, gunung berapi, dan tsunami.

Ekspedisi Cincin Api Kompas berupaya mengungkap kembali pengetahuan lokal, jejak yang terkubur, serta sejarah bencana gempa, tsunami, dan letusan gunung di Nusantara, selain untuk menelisik berbagai masalah dan temuan ilmiah teranyar terkait dengan penyebab dan penanganan bencana alam yang terus mendera. Pada akhirnya kami ingin mendefinisikan kembali tentang ke-Indonesia-an. Bahwa, negeri ini bukan hanya zamrud khatulistiwa yang dianugerahi tanah subur dan diberkahi, melainkan juga kepulauan yang retas sehingga mengharuskan kita menjadi bangsa yang selalu bersiaga terhadap bencana alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com