Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegilaan Sosial Landa Jakarta

Kompas.com - 18/08/2011, 02:37 WIB

Neli Triana

Lima sopir metromini melihat lokasi kecelakaan yang melibatkan seorang kawan mereka, Jumat (12/8) pagi di depan Pasar Burung Barito, Jakarta Selatan. ”Si Par kelihatannya banting setir ke kanan, terus setirnya terkunci gak bisa balik. Jadilah meluncur nabrak pohon,” kata Mon, salah seorang sopir. Jul, sopir lainnya, menambahkan, ”Ngegas pol pula pasti dia. Jadi hancur begini.”

Sebuah pohon yang sebagian kulitnya terkelupas dan pecahan kaca berserak di bawahnya menandakan dahsyatnya hantaman Metromini 69 B 7670 GD yang menyebabkan 11 penumpang terluka hari Jumat pagi itu. Sebanyak 4 orang dari 11 orang yang terluka dinyatakan terluka parah di kepala, patah tulang, dan memar di sekujur badan. Keempat orang itu, termasuk kondektur Jupri, harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Parman, sopir metromini, menurut saksi mata di sekitar lokasi, tengah mengejar metromini lain sebelum kecelakaan terjadi. ”Saya lihat dari arah Blok M, dua metromini kejar-kejaran. Pas di depan pasar ini, metromini yang di belakang ngepot ke kanan mau nyalip, tapi malah nyelonong nabrak pohon. Ada penumpangnya yang terimpit badan bus tadi, kasihan,” kata seorang pegawai kios ikan hias di Pasar Barito.

Par ternyata sopir tembak yang biasa menggantikan sopir asli, yaitu Jul. Sehari-hari, Jul mendapat jatah membawa mobil dari pukul 05.00 sampai sekitar pukul 13.00. Diakuinya, tidak pasti ada penumpang selama delapan jam itu. Jul menyiasati dengan memberikan bus kepada Par dari subuh sampai pukul 10.00.

”Pemilik bus di Pul Ciledug tahu, kok, soal Par. Dengan begitu, saya tetap bisa dapat uang pada jam sibuk itu berbagi dengan Par dan selanjutnya nyetir sendiri sampai siang. Setoran kepada pemilik dapat, tetapi juga gak terlalu capek karena gak ikut macet,” kata Jul.

Akibat nyetir pada jam sibuk yang sering macet, sopir tembak seperti Par kerap tancap gas setiap ada kesempatan agar tidak melewatkan peluang mendapatkan penumpang. Namun, perilaku buruk para sopir itu justru mengabaikan para penumpang yang jadi mata air rezeki mereka. Bahkan, menjaga keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lain mungkin tak pernah terlintas di pikiran mereka.

Sebelumnya, Kamis (11/8), bus Mayasari Bhakti B 7783 XA menyenggol dan melindas pengendara pesepeda motor Windi Mulasari (30) hingga tewas di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan.

Perilaku sopir dan petugas

Data dari Polda Metro Jaya, sepanjang Januari hingga Juli 2011 terjadi 483 kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan umum, termasuk di antaranya taksi, bus, mikrolet, metromini, dan kopaja. Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa, penyebab kecelakaan terbanyak adalah faktor manusia, perilaku ugal-ugalan sopir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com