KOMPAS.com — Kelelawar vampir menggunakan sensor panas yang sangat sensitif di dekat hidung dan mulutnya untuk mengetahui adanya darah. David Julius dari Universitas California, San Francisco, Amerika Serikat, meneliti sensor itu dan dikutip situs web Livescience, Rabu (3/8/2011).
Kelelawar vampir mengincar binatang yang tidur, seperti burung dan mamalia, bahkan manusia. Penelitian menunjukkan, kelelawar memiliki sel di otak yang sensitif terhadap suara napas hewan yang tidur.
Sensor panasnya membuat kelelawar bisa membedakan kulit yang menutup bagian tubuh berisi darah segar dan hangat dengan area rambut. Mereka menggunakan gigi yang tajam untuk membuat lubang 5 milimeter persegi pada kulit dan mengisap darah binatang tanpa membangunkan.
Kelelawar menggunakan reseptor yang ditemukan pada mamalia, termasuk manusia, untuk merasakan suhu panas dan pedasnya cabai. Namun, reseptor kelelawar mampu mendeteksi tingkat panas lebih rendah, sekitar 30 derajat celsius, dari jarak 20 sentimeter. (Livescience/ICH)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.