Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Orang Diterjunkan untuk Amati Hilal

Kompas.com - 31/07/2011, 15:03 WIB

NGAMPRAH, KOMPAS.com — Observatorium Bosscha Bandung, Jawa Barat, telah menerjunkan 30 orang untuk mengamati hilal guna mengetahui hari pertama puasa 1432 Hijriah. Mereka merupakan gabungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Keminfo), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Bosscha yang dibagi dalam 14 tim.

"Pada tahun ini, kami akan melakukan pengamatan hilal di 14 tempat yang telah ditentukan, mulai dari Riau sampai Biak. Adapun pada tahun sebelumnya, pengamatan dilakukan pada 12 titik saja," kata Direktur Observatorium Bosscha Bandung Hakim L Malasan, Minggu (31/7/2011).

Dia menjelaskan, Keminfo memang sengaja memperbanyak jumlah titik pengamatan hilal karena lebih mempermudah pengamatan dan menjamin ketepatannya. Ini karena, bisa jadi, pengamatan yang dilakukan di suatu daerah terhalangi, tetapi di daerah lainnya bisa dilakukan.

"Bulan baru terjadi pada tanggal 31 Juli 2011 pukul 01.40 WIB. Oleh karena itu, pengamatan hilal dilakukan pada tanggal 31 Juli 2011 mulai pukul 16.00 waktu setempat hingga bulan terbenam. Beberapa daerah yang menjadi titik pengamatan ada di Lhoknga di Aceh, Pekanbaru di Riau, Medan di Sumatera Utara, dan Dermaga Kalianda di Lampung," ujarnya.

Pengamatan juga dilakukan di Palabuhan Ratu di Sukabumi, UPI Bandung, SPD Lapan Pameungpeuk, Bukit Bela Belu di Daerah Istimewa Yogyakarta, di Madura, Denpasar di Bali, Pontianak, Makassar, Lombok, Kupang, dan SPD Lapan di Papua.  

Hakim juga menyebutkan, pada 31 Juli 2011, ketinggian bulan antara 5 dan 6,5 derajat di atas cakrawala pada saat matahari terbenam. Karena matahari terbenam lebih cepat di Indonesia bagian timur, semakin ke barat, posisi bulan akan semakin tinggi. Dengan kata lain, bulan semakin mudah dilihat.

"Kenapa pengamatan hilal perlu dilakukan? Peredarannya mengeliling bumi sehingga ada kalanya bulan berada di antara bumi dan matahari. Saat itu terjadi, kita di bumi melihat bulan tak bercahaya, yang disebut dengan bulan mati atau bulan baru," kata Hakim.

Tak lama setelah itu, bulan bergeser dari posisinya. Jika dilihat dari bumi, maka bulan mulai tampak sebagai sabit tipis. Hilal adalah bulan sabit paling tipis yang bisa dilihat mata setelah bulan baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com