Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyu Hijau di Tanggamus Terancam Punah

Kompas.com - 25/07/2011, 22:53 WIB

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Direktur Yayasan CIKAL Lampung, Rico Stevanus, mengatakan, populasi penyu hijau di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, terancam punah karena banyaknya perburuan. Selain itu, lingkungan yang menjadi habitat tempat bertelur hewan itu rusak.     

"Habitat tempat penyu bertelur biasanya di Teluk Kiluan, Kelumbayan, Tanggamus. Namun saat ini sudah sangat jarang terlihat keberadaan hewan bertempurung itu," ujar Rico, di Bandarlampung, Senin (25/7/2011).     

Menurut Rico, maraknya perburuan dan pencurian telur hewan yang tergolong langka itu, menyebabkan populasinya terus mengalami penurunan bahkan nyaris punah.     

"Saat ini populasi penyu sudah sangat minim, sehingga perlu perhatian khusus dari seluruh elemen masyarakat, agar dapat menjaga serta melestraikan hewan langka di dunia itu," kata Rico.     

"Penyu hijau saat ini lebih banyak ditemui di wilayah pesisir Kabupaten Lampung Barat, sedangkan untuk daerah ini (Tanggamus) sudah sangat jarang," katanya.     

Sebelumnya kawasan Teluk Kilauan merupakan tempat atau habitat hewan itu untuk bertelur.     

Kepala Pekon (Desa) Kiluannegeri, Kadek Sukresna, mengatakan, kini sudah sangat jarang menjumpai penyu hijau di perairan Teluk Kiluan. Padahal dulu jenis penyu ini sangat mudah ditemui.     

Dia menjelaskan, pada tahun 2003-2004 memang pernah terjadi penangkapan massal penyu hijau di daerah itu untuk dibawa ke Pulau Bali. "Pascapenangkapan itu, populasinya terus menurun," terang Kadek.     

Sekitar tahun 2007, ia melanjutkan, sempat dilakukan penangkaran penyu hijau di Teluk Kiluan. Namun upaya penangkaran itu tidak berjalan maksimal.     

Selain penyu hijau di kawasan perairan Teluk Kiluan, juga dapat ditemukan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).     

Namun, ujar kepala pekon itu, seperti halnya penyu hijau, populasi penyu belimbing pun kini semakin sedikit.

Sumber: ANTARA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com