Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Sawit Dihambat, Ubah Jadi Bahan Baku "Biofuel"

Kompas.com - 23/07/2011, 02:41 WIB

Jakarta, Kompas - Modal bahan bakar nabati Indonesia dari kelapa sawit sangat besar. Dengan adanya proteksi beberapa negara konsumen minyak sawit dan kampanye negatif terkait isu lingkungan dan kesehatan, Indonesia harus segera menyiapkan instrumen untuk mengolah jadi bahan bakar terbarukan.

Dalam seminar Perkembangan Agribisnis Kelapa Sawit dan Isu Lingkungan, Kamis (21/7) di Jakarta, terungkap, produksi minyak sawit mentah Indonesia mencapai 21,5 juta ton (2010). Dari jumlah itu, hanya 5 juta ton terserap di dalam negeri. Selebihnya diekspor ke India, China, Belanda, dan negara lain.

Menteri Pertanian Suswono, seusai membuka seminar, mengatakan, Indonesia tak perlu takut pada proteksi dan kampanye negatif terhadap sawit. ”Kita bisa mengubah menjadi biofuel. Kalau ada subsidi, seperti bahan bakar fosil, bisa jalan,” kata dia.

Pelaksana Harian Ketua Komisi Minyak Sawit Indonesi Rosediana Suharto menjelaskan, negara-negara importir sawit kini ingin melindungi produknya dengan mendengungkan kampanye negatif tentang sawit. Misalnya, kebun sawit sebagai penyebab pemanasan global, musnahnya keanekaragaman hayati, dan tudingan minyak sawit menyebabkan penyakit jantung.

Ia mencontohkan, Amerika Serikat berusaha melindungi produknya, minyak kedelai, yang penggunaannya tergeser oleh minyak sawit. Di Eropa, disepakati bahan baku minyak sawit tidak boleh bersumber dari tanah yang mengandung karbon dan biodiversitas tinggi semisal hutan, gambut, dan sabana.

Terkait tudingan bisnis sawit yang tak ramah lingkungan, Kementerian Pertanian 29 Maret 2011 menerbitkan instrumen Indonesia Sustainable Palm Oil.

Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha, Direktur Jenderal Perkebunan, Kemtan, Herdradjat Natawidjaya mengatakan, produk yang menjaga kelangsungan lingkungan hidup merupakan permintaan pasar. (ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com