Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Prostat Bahaya Utama Lansia Pria

Kompas.com - 11/07/2011, 04:12 WIB

Jakarta, Kompas - Prevalensi kanker prostat di Tanah Air meningkat tiga kali lipat sepuluh tahun terakhir. Penyakit ini penyebab utama kematian akibat kanker bagi pria lansia.

”Jika sejak stadium awal ditangani, harapan hidupnya 70 persen. Kalau stadium lanjutan, pada banyak kasus harapan hidupnya 50 persen, dalam 5 tahun pasien meninggal. Lima tahun berikutnya tersisa 20 persennya,” ujar Ketua Perhimpunan Urolog-Onkolog Indonesia (ISUO) Prof dr Rainy Umbas dalam media edukasi bertajuk ”Kenali dan Waspadai Kanker Prostat” yang diadakan Sanofi Group dan ISUO di Jakarta, Sabtu (9/7).

Di RSCM dan RS Gatot Subroto Jakarta, lanjut dia, rata-rata muncul 80 kasus (pasien) baru yang berobat. Tiap tahun angkanya meningkat 10–40 persen. Adapun pada kurun waktu 10–15 tahun lalu kasus kanker prostat rata-rata 30 kasus yang ditangani di kedua RS pusat urologi–onkologi itu.

Sayangnya, masih banyak pasien terlambat berkonsultasi atau berobat. ”Ketika berobat, pasien sudah lanjut usia atau stadium lanjut. Pengobatan tak bisa maksimal, hanya paliatif (perawatan) dengan kemoterapi,” ujarnya.

Pada stadium lanjut, kanker prostat menyebar ke jaringan syaraf tulang belakang. Akibatnya, nyeri luar biasa pada tulang dan pinggul. Gejala gangguan dan kanker prostat, antara lain, sering terbangun malam hari untuk buang air kecil dan dalam sehari bisa 8 kali, pancaran air seni lemah/tak tuntas, serta muncul darah pada air seni atau sperma.

”Perlu kesadaran mendeteksi dini. Persepsi lama tumor jika diotak-atik bisa membangunkan 'macan tidur’ harus dihilangkan,” ujar dr Aru Wisaksono SpPD, onkolog Universitas Indonesia.

Gaya hidup

Menurut Aru, kasus kanker prostat terkait gaya hidup. ”Kebanyakan belum bisa menghindari bahan karsiogenik pemicu kanker, misalnya saus mengandung rodamin (pewarna tekstil). Padahal, 30 persen kasus (kanker) bisa dihindari dengan pola makan baik,” ujarnya.

Untuk mencegah gangguan prostat, Umbas menyarankan kurangi stres, tidur cukup, banyak mengonsumsi makanan berbahan soya (tahu), teh hijau, dan antioksidan. Minuman mengandung minyak atsiri, misalnya kopi, juga menjadi penghambat kanker prostat. (JON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com