Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duh, Konsumsi Kera di Bali Tinggi

Kompas.com - 03/07/2011, 11:43 WIB

DENPASAR.KOMPAS.com - Meski dilindungi, primata ternyata menjadi salah satu hewan langka yang masih banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Seperti di Bali misalnya, sejak tahun 2008 lalu sedikitnya 200 primata diperdagangkan dan dikonsumsi setiap tahunnya.

"Bali adalah salah satu tujuan perdagangan primata di Indonesia. Salah satu jenis primata yang sering diperdagangkan di Bali adalah lutung Jawa. Padahal lutung Jawa itu termasuk jenis primata yang dilindungi," ujar Ketua Profauna Indonesia, Rosek Nursahid saat ditemui dalam kampanye penyelamatan primata di Renon, Denpasar, Minggu (03/06/2011).

Salah satu faktor tingginya konsumsi primata adalah mitos masyarakat yang masih percaya bahwa primata dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. "Sebagian masyarakat percaya daging lutung bisa mengobati sakit asma walaupun tidak ada bukti ilmiah," tegas Rosek.

Berbagai upaya telah dilakukan Pro Fauna untuk menyelamatkan primata dari kepunahan diantaranya melakukan kampanye dan edukasi kepada masyarakat. Sementara kerjasama dengan Pemerintah juga terus dilakukan salah satunya dengan pengakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

"Kalau kita dengan Pemerintah kerjasama untuk mendorong mereka melakukan penegakan hukum. Di beberapa daerah sudah, seperti di Jawa Timur kemaren ada 2 penangkapan perdagangan primata," jelas Rosek.

Pasokan Primata ke Bali selama ini lebih banyak berasal dari Jawa Timur yakni Lumajang, Banyuwangi, dan Jember.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com