Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Selulit Gara-gara Lemak Jenuh?

Kompas.com - 23/06/2011, 10:41 WIB

KOMPAS.com - Guratan lemak di bagian paha atau pangguh alias selulit merupakan masalah penampilan yang sering dikeluhkan kaum wanita. Banyak mitos menyebutkan selulit muncul karena kita terlalu banyak mengasup makanan yang mengandung lemak jenuh.

Pada dasarnya, selulit sama seperti masalah kelebihan lemak lainnya. Sebagian lemak akan disimpan di bawah kulit di beberapa bagian tubuh. Timbunan lemak terjadi karena kelebihan asupan kalori dalam tubuh, tidak memandang dari mana kalori itu berasal, apakah itu dari karbohidrat atau lemak.

Dalam istilah medis, selulit disebut juga Toxic Oedematous Fibrostic Superficial Panniculitis.  Secara sederhana ini dapat dijelaskan sebagai inflamasi atau peradangan cadangan lemak di bagian permukaan yang diakumulasi dengan toksik dan diikuti retensi cairan beserta jaringan parut.

Sebagian besar selulit terdiri dari racun dan lemak yang tersimpan di bagian  permukaan kulit. Ketika semua sistem berjalan dengan normal, racun seharusnya dikeluarkan dari dalam tubuh. Tetapi ketika lemak, cairan dan racun terperangkap di bagian terdalam kuit (di bawah lapisan epidural), maka jaringan ikat akan menebal dan mengeras dan membuat efek dimple (kulit tertarik ke dalam).  Semakin lama, seiring dengan menebalnya lapisan kulit, maka efek ini akan semakin tampak menjadi selulit.

Beberapa studi menyebutkan, seluruh jenis lemak jenuh dapat memicu selulit.   Lemak ini dapat menimbulkan penyumbatan pada pembuluh arteri. Selain itu, juga dapat terperangkap di dalam jaringan, sekaligus menghambat pengeluaran racun dari dalam tubuh.

Akan tetapi, para ahli berpendapat lemak jenuh yang ditemukan pada produk hewani juga memiliki banyak fungsi, antara lain membantu tubuh menggunakan kalsium dan omega-3, meningkatkan sistem imun serta melindungi organ penting dari penyakit.

Bahkan, dalam porsi sangat kecil, lemak jenuh dapat membantu diet. Mengonsumsi makanan yang tergolong rendah lemak biasanya tidak membuat kita merasa puas sehingga kita mengasup dalam porsi besar. Sebaliknya, sepotong keju full-fat secara ajaib akan membuat kita langsung merasa kenyang. Itu sebabnya, daripada memusuhi lemak jenuh, para ahli menyarankan agar kita membatasi asupannya hingga 20 gram per hari.

Untuk mencegah dan menekan risiko timbulnya selulit, disarankan untuk minum air secara teratur  guna membantu pengeluaran racun dari dalam tubuh. Hindari pula alkohol, kafein dan makanan yang terlalu banyak bumbu. Semua ini bisa memicu selulit karena racun yang  dihasilkan akan terjebak di jaringan lemak.

Merokok juga dapat memperburuk kulit karena menimbulkan kontraksi pada kapiler.  Kebiasaan menghisap tembakau ini merusak jaringan ikat yang juga menyebabkan efek dimple.

Tekanan yang dialami tubuh akibat stres bisa berakibat pada gangguan pada jaringan sehingga menghambat pengeluaran racun dan proses purifikasi.  Penggunaan obat-obat diet, obat tidur dan diuretik juga bisa memicu selulit.

Obat kontrasepsi, yang meningkatkan kadar estrogen, juga berisiko merangsang selulit. Hormon menyebabkan sel-sel lemak membesar dan memicu retensi cairan  yang pada gilirannya  menyebabkan tubuh tidak mampu mengeluarkan racun  secara efektif.

Faktor lain yang perlu diperhitungkan adalah olahraga.  Melakukan latihan secara teratur  dapat membantu melawan selulit dengan cara memperbaiki kekencangan otot, sirkulasi tubuh secara umum, dan membantu pengeluaran racun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com