Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air PAM Keruh dan Bau, Warga Protes

Kompas.com - 01/06/2011, 10:33 WIB

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Warga mendesak PDAM Pangkal Pinang memperbaiki kualitas air. Sebulan terakhir, air kerap keruh dan berbau lumpur.

Hatta (45) warga Jalan Pasir Padi menyatakan, hanya beberapa hari saja air benar-benar jernih dan tidak berbau. Sementara selebihnya air sangat keruh dan berbau lumpur.

"Air berwarna kecokelatan dan bau. Saya harus beli air kemasan untuk keperluan memasak. Untuk mandi dan cuci saja pakai air PDAM. Kami sudah bayar mahal, seharusnya pelayanan PDAM tidak seperti ini. Kualitas air harus ditingkatkan," ujarnya di Pangkal Pinang, Rabu (1/6/2011).

Sebagian tetangganya berusaha menjernihkan lewat pengendapan dan memberi kaporit. Namun, sebagian langsung menggunakan karena pengendapan butuh waktu lama dan banyak tempat penampungan.

"Diendapkan 24 jam tanpa kaporit tidak ada perubahan sama sekali. Air tetap keruh dan berbau," ujarnya.

Sementara warga Semabung Lama, Rasyid menyatakan, PDAM dan pemerintah. harus aktif menjaga kualitas air baku dan air ke pelanggan. Beberapa sumber air baku dirusak penambangan. "Di kolam-kolam utama sumber air baku, ada TI (tambang ilegal) apung beroperasi. Pasirnya dibuang di kolam. Air kolam keruh karena itu," ujarnya.

Namun, warga sudah membayar ke PDAM. Tarif air juga sudah dinaikan 300 persen mulai Februari 2011. Apalagi, sistem perhitungan rekening air dinilai kurang adil. "PDAM akan membulatkan tagihan menjadi 10 meter kubik kalau pemakaian kurang dari itu. Ini seperti disentif bagi warga yang mau hemat air," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com