Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Waspadai Amdal

Kompas.com - 22/05/2011, 03:29 WIB

PATI, KOMPAS - Sekitar 300 warga antipabrik semen mendatangi tim konsultan penyusun analisis mengenai dampak lingkungan atau amdal pembangunan pabrik semen PT Sahabat Mulia Sakti, di Tambakromo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Sabtu (21/5).

Mereka khawatir tim konsultan penyusun amdal merekomendasikan pembangunan pabrik semen, yang dikhawatirkan merusak kawasan konservasi air dan lahan pertanian di Kabupaten Pati dan Kabupaten Grobogan.

Seraya membentang spanduk penolakan pabrik semen, warga merangsek masuk ke halaman gedung Garuda, tempat tim tersebut menyosialisasikan penyusunan amdal.

Di bawah kawalan aparat Kepolisian Resor Pati, suasana sekitar gedung menjadi gaduh. Warga meneriakkan, ”Tolak pabrik semen, lestarikan Pegunungan Kendeng”. 

Aksi warga gabungan dari Kecamatan Tambakromo, Kayen, dan Sukolilo itu, bertujuan mengingatkan agar tim konsultan amdal bekerja obyektif dan profesional. Tim tersebut terdiri dari akademisi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) ”Veteran” Yogyakarta.

Dalam acara sosialisasi, hadir jajaran direksi PT SMS, tim konsultan amdal PT Mitra Adi Pranata, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati. Hadir pula perwakilan warga dari daerah yang terkena lokasi pembangunan pabrik semen. 

”Kami tidak ingin pabrik semen berdiri di Pegunungan Kendeng Utara. Mata air bisa mati, tanaman pertanian terkena debu, dan warga yang tidak punya kemampuan bakal menganggur,” kata Hartoyo (40), tokoh masyarakat Desa Brati.

Anak Indocement 

Direktur PT SMS Alexander Frans mengatakan, PT SMS, anak perusahaan PT Indocement Tunggal Prakasa, berencana menginvestasikan Rp 4 triliun - Rp 5 triliun untuk pembangunan pabrik semen itu. Pabrik itu membuka lapangan kerja, minimal 300 orang untuk kualifikasi tenaga kerja berkemampuan khusus, 500 tenaga kerja biasa, dan 500 tenaga kerja di luar pabrik.

Namun untuk mewujudkannya, kata Alexander, PT SMS tetap akan melewati prosedur. Salah satunya adalah pembuatan amdal untuk mengetahui layak-tidaknya kawasan itu dibanguni pabrik semen.

”Kalau hasilnya tidak layak, PT SMS akan mundur. Tetapi kalau layak dengan sejumlah catatan, PT SMS akan membangun pabrik semen dengan menaati catatan-catatan itu,” ujarnya.

Dia berharap masyarakat memberi izin kepada tim konsultan amdal untuk menyusun amdal. Dia juga menyatakan PT SMS tidak akan memengaruhi tim amdal dalam penyusunan rekomendasi itu.

Ketua Tim Konsultan Amdal PT Mitra Adi Pranata, Poerna Sri Utari, mengemukakan, para ahli yang bergabung dalam tim amdal dipilih berdasarkan kompetensi masing-masing, bukan mewakili perguruan tinggi.

”Tim amdal perlu mendata secara berimbang dan sesuai fakta lapangan, terutama mewadahi warga yang pro dan kontra. Proses itu butuh waktu 6 bulan,” katanya.

Pelaksana Harian Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, Sujono, meminta warga memberi kesempatan kepada tim amdal untuk bekerja. ”Penolakan harus dilakukan dengan dasar kajian ilmiah,” ujar Sujono. (HEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com