Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow... Menikmati Malam Tanpa Gelap

Kompas.com - 03/05/2011, 13:16 WIB

Jelang jam 00.00 di Nevsky Prospek.

Fenomena alam yang jarang terjadi selalu saja menarik perhatian umat manusia. Selain gerhana bulan, jatuhnya meteor dan lainnya, maka di St. Petersburg sering mengalami apa yang disebut dengan white night. Bagaikan lailatul qodar, kejadian alam ini ditunggu-tunggu oleh para pelancong yang memadati kota ujung dunia bagian barat utara tersebut.

Perjalanan saya pertengahan musim panas lalu adalah memburu white night, sebuah malam yang tidak akan pernah gelap alias terang benderang. Sinar matahari tetap bisa dinikmati sepanjang siang dan malam. Sedangkan kegelapan yang biasa tiba, kali ini benar-benar dikalahkan oleh keperkasaan sang mentari. “Setidaknya sekali dalam hidup, ingin sekali mengalami,” pikirku.

Untuk berburu white night, saya sediakan waktu 3 hari dan tiga malam. Maklum, dalam pengetahuan saya, kota ujung dunia yang dahulu bernama Petrograd dan Leningrad ini memiliki cuaca yang sangat labil. Mudah berubah dari waktu ke waktu. Bahkan seorang teman membisiki bahwa di kota ini matahari hanya bisa bersinar (bukan sehari semalam) kurang dari 50 hari dalam setahun. Biasanya, matahari memperlihatkan keperkasaannya hanya pada kisaran 30 hari.

Benar juga, meskipun saya datang di tengah-tengah musim panas akhir bulan Juni, tiba-tiba mendung menggelayut di angkasa. Hari itu, tiada waktu kecuali diisi dengan guyuran hujan dan langit yang temaram. Hampir mirip pada bulan November ketika musim dingin menjelang. Temperatur juga sedikit drop menjadi 10-an derajat Celcius, padahal pada saat yang sama penduduk di Moskwa berhura-hura menikmati panasnya bumi yang mencapai 26 derajat Celcius.

Karena cuaca pula, akhirnya hari itu saya lalui hanya dengan menikmati kota yang dibangun oleh Peter the Great dengan sentuhan seni dari Perancis dan Itali tersebut. Tidak lupa, pergi ke istana Petergof yang terletak di pinggir laut.

Hari kedua, terpatnya tanggal 27 Juni 2010, cuaca cukup bagus. Dari pagi, matahari mencorong meski temperatur agak rendah. Suasana kota terbesar kedua di Rusia itu tampak ramai. Banyak masyarakat dan turis yang mengenakan celana pendek dan berkaos tipis. Ini pertanda bahwa mereka sadar tentang matahari yang akan muncul seharian.

Siang hari, sungguh sangat menyenangkan. Dengan angin sepoi-sepoi dari kutub utara, seolah dunia ini tidak panas dan juga tidak dingin. Mungkin seperti di surga. Jalanan utama di Nevsky Prospek atau Maliboronya St. Petersburg itu sejak siang hari sudah dipenuhi orang yang lalu lalang. Jalur metro bawah tanah yang mencapai 60 meter menghujam perut bumi itu juga penuh terisi para turis yang menuju ke berbagai tempat seperti istana Sarkoeselo dan Hermitage. Sementara di pinggir sungai, masyarakat mencopot baju mereka dan berjemur seolah-olah berada di pantai.

Dari sisi letak, kota tercantik di Rusia ini berada di teluk Findlandia, atau berada di mulut Sungai Neva yang memiliki sekitar 40 pulau-pulau kecil. Kota St. Petersburg berjarak 600 km dari di sebelah barat utara ibukota Moskwa dan 300 km timur Helsinki, serta sejajar dengan Stockholm, Olso dan Anchorage di Alaska.

Karena berbagai posisi strategis geografisnya pula maka kota ini bisa memiliki white night dalam jangka panjang, 50 hari yang bisa dimulai pada akhir Mei. Bila sedang beruntung dan matahari berbaik hati dengan kita, maka kita bisa menikmati malam terpendek pada kisaran tanggal 21 atau 22 Juni dimana matahari hanya ngumpet sesaat di balik horizon sambil membiarkan langit tampak terang benderang. Pada saat seperti itu, panasnya mahahari (siang) bisa dinikmati sampai dengan 18 jam 45 menit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com