Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Sumatera Semakin Terdesak

Kompas.com - 06/04/2011, 03:59 WIB

Jambi, Kompas - Habitat sejumlah kelompok gajah sumatera di Kabupaten Tebo kian terdesak oleh aktivitas perambahan liar dan tambang batu bara dalam kawasan hutan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Akibatnya, gajah merusak tanaman dan pondokan masyarakat perambah. Bahkan, dalam sepekan terakhir, sekitar 20 gajah mengobrak-abrik tanaman karet dan pondokan perambah liar di Desa Suo-suo, Kecamatan Sumay, yang membuka hutan eks HPH Daleg Hutani Esa menjadi kebun karet.

Konflik serupa terjadi pada tiga lokasi lainnya di wilayah Tebo, Desa Sekalo, Kecamatan Sumay, Desa Sekutur Jaya, Kecamatan Serai Serumpun, dan Desa Tanjung, Kecamatan Tujuh Koto. Sejumlah kelompok gajah berbeda merusak sekitar 1.000 hektar tanaman sawit dan karet penduduk setempat yang merupakan jalur pelintasannya. Konflik ini telah berlangsung sejak tiga bulan terakhir, dan masih terus berlanjut.

”Seluruh tanaman dan pondokan yang dirusak berada di kawasan hutan yang merupakan pelintasan gajah. Kalau sekarang merusak, itu disebabkan pelintasannya telah dirambah manusia,” kata Krismanko Padang, Koordinator Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Selasa (5/4).

Perusakan tanaman dan pondokan di Desa Suo-suo juga diduga sebagai bentuk kemarahan kawanan gajah atas tewasnya seekor bayi gajah sekitar tiga pekan lalu, tidak jauh dari kebun perambahan tersebut. Ada kecenderungan aktivitas perambahan dalam kawasan hutan makin meluas. Para pelakunya tidak hanya pendatang, tetapi juga penduduk lokal ikut-ikutan merambah hutan penyangga. Praktik jual beli lahan marak.

Selain itu, pembukaan areal tambang batu bara juga mendesak ruang hidup gajah. Pihaknya mendesak pemberian izin tambang batu bara didahului kajian dampak lingkungan.

Tercatat 112 gajah sumatera berada dalam ekosistem Bukit Tigapuluh. Mereka terbagi dalam empat hingga lima kelompok dan mengambil jalur pelintasan yang berbeda, tetapi pada waktu tertentu sejumlah kelompok berkumpul.

Warga Desa Tanjung, Kecamatan Tujuh Koto, Popriyanti, mengatakan, gajah sebelumnya kerap melintasi kebun karet masyarakat setempat dan mencabuti tanaman hingga rusak. Padahal, sebagian besar tanaman tersebut sudah mulai dipanen masyarakat. (ITA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com