Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutaan Katarak Indonesia Terbesar se-Asia Tenggara

Kompas.com - 28/03/2011, 11:56 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari 2 juta orang di Indonesia saat ini mengalami kebutaan karena katarak. Dan jumlah tersebut bertambah 240 ribu setiap tahunnya. Oleh karenanya, jumlah kebutaan karena katarak di Indonesia terbesar se Asia Tenggara.

Demikian dikatakan Prof. dr. Suharjo Sp. M (K) Ketua Persatuan  Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami)  DIY saat melakukan operasi katarak gratis bagi 500 penderita dari keluarga tidak mampu di RS Bethesda Yogyakarta, Sabtu (26/03/2011) kemarin. Operasi gratis bagi penderita katarak akut di DIY itu, terselenggara berkat kerjasama Perdami DIY, RS Bethesda dan Sidomuncul.

Lebih lanjut, Prof. Suharjo mengatakan katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusnya.

Tingkat kerusakan bervariasi sesuai tingkatannya kekeruhannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi jalan cahaya.

Katarak biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan berpotensi membutakan jika tidak diobati. Kondisi ini biasanya memengaruhi kedua mata, tapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain.

Selain faktor usia, kondisi lingkungan dan jenis pekerjaaan seseorang menurut Prof Suharjo, sangat berpengaruh pada timbulnya katarak.

"Orang yang biasa bekerja di udara kotor dan banyak terpapar sinar matahari, seperti petani, nelayan ataupun buruh yang berkerja di luar ruangan lebih beresiko" demikian kata prof, Suharjo.

Sementara Direktur Utama PT Sidomuncul Irwan Hidayat mengatakan, angka kebutaan karena katarak yang mencapai 2 juta da pertambahan 240 ribu kebutaan baru pertahun sungguh memprihatinkan.

Tinginya kebutaan karea katarak, menurutnya selain disebabkan kurangnya pemahaman , juga karena mahalnya biaya pengobatan." Sementara mereka yang beresiko tinggi umumnya berasal dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi" kata Irwan Hidayat.

Karenanya upaya pemahaman pada masarakat tentang kebiasaan hidup dan perilaku yang berisiko, gejala-gejala dan berbagai langkah pencegahan katarak perlu disosialisasikan. Sementara pada masarakat yang beruntung dan memiliki kelebihan secara ekonomi perlu didorong untuk lebh peduli pada sesamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com