Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kekurangan Mesin Cuci Darah

Kompas.com - 21/03/2011, 14:50 WIB

Kompas.com - Bagi pasien dengan gagal ginjal stadium akhir, cuci darah bisa memberikan kesempatan hidup lebih panjang setelah ginjal mereka berhenti berfungsi. Di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini terakhir terus terjadi peningkatan jumlah pasien yang mendapatkan dialisis, padahal fasilitasnya terbatas.

Dialisis atau cuci darah merupakan cara buatan membuang produk sisa dan kelebihan cairan dari dalam tubuh. Hal ini perlu dilakukan jika fungsi ginjal hanya tinggal 5-10 persen dari kapasitas normalnya sehingga fungsi-fungsinya harus digantikan oleh dialisis ginjal atau pencangkokan ginjal.

Di seluruh dunia, diperkirakan 2 juta orang mendapat dialisis setiap tahunnya. Di Indonesia angkanya mencapai 55.000 orang. Menurut Prof.dr.Suhardjono, Sp.PD-KGH, jumlah orang yang membutuhkan dialisis sebenarnya lebih banyak lagi, namun banyak yang tidak terdata.

"Mungkin ada 100.000 orang yang perlu dialisis, namun tersebar di banyak daerah yang sulit mengakses fasilitas sehingga tidak melakukan dialisis," kata dokter dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia.

Hemodialisis merupakan bentuk dialisis yang paling umum. Dialisis ini menggunakan mesin untuk membuang kelebihan cairan, bahan kimia dan produk sisa dari darah. Sayangnya jumlah mesin hemodialisis di Indonesia sangat terbatas. Di RS Cipto Mangunkusumo saja hanya ada 36 mesin.

"Di seluruh Indonesia jumlahnya hanya 2.000 mesin. Setiap mesinnya hanya mampu melayani 6 orang setiap harinya, jadi saat ini baru 12.000 pasien yang terlayani. Jumlah itu tentu tak cukup untuk melayani 100.000 pasien," katanya.

Suhardjo menambahkan, saat ini mayoritas pasien dialisis masih ditanggung oleh pemerintah. "Dengan jumlah pasien yang terus meningkat dan fasilitas terbatas, pemerintah akan kewalahan. Bagaimana jika suatu saat pemerintah tidak mampu membiayai," cetusnya.

Faktor risiko utama gagal ginjal, menurutnya adalah diabetes melitus dan hipertensi. Strategi pencegahan terbaik untuk menekan jumlah pasien gagal ginjal adalah melakukan gaya hidup sehat dan skrining sejak dini.

"Di usia 45 tahun, lakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala. Ukur juga tekanan darah, kolesterol, gula darah serta fungsi ginjalnya. Bila hasilnya normal, ulangi kembali tahun berikutnya," sarannya.

Pasien dialisis setiap tahunnya harus mengeluarkan biaya pengobatan berkisar Rp 60-100 juta jika dialisis ditanggung pemerintah. Bila cuci darah dilakukan di rumah sakit swasta tentu biasanya akan membengkak lagi.

"Dialisis minimal dilakukan tiga kali dalam seminggu dan itu harus dilakukan seumur hidup," ujar prof.Suhardjono

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com