Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enthong Sudah Doyan Makan

Kompas.com - 14/03/2011, 20:36 WIB

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Enthong, beruang madu dewasa betina yang ditempatkan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Balikpapan, masih beradaptasi, namun sudah mulai berkurang tingkat stresnya dan mulai doyan makan. Enthong disita Sabtu lalu dari pemiliknya, seorang warga Penajam.

Senin (14/3/2011), Enthong memang masih beradaptasi karena di halaman BKSDA Kaltim ia ditempatkan di kerangkeng. Namun Enthong sudah mau dan bersemangat melahap buah-buahan yang diberikan, seperti semangka, apel, dan papaya. Juga meminum susu, dan madu-salah satu makanan favoritnya.

"Kami melihat dulu kesehatannya. Jika bagus, akan kami lepasliarkan," ujar Danang Anggoro, staf BKSDA Kaltim.

Namun jika kesehatan enthong kurang memungkinan untuk dilepas ke hutan, akan dirawat dulu di suaka beruang madu di Pusat Rehabilitasi Orang Utan Wana Riset, Samboja, Kabupaten kutai Kartanegara, Kaltim.

Enthong disita dari salah satu warga yang memeliharanya di Desa Jenebora, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kaltim. Sabtu (12/3). Karena s udah ditetapkan sebagai hewan dilindungi, beruang madu tak bisa dipelihara personal.

Beruang berjenis kelamin betina dan berumur 1,5 tahun ini, dipelihara Warno, nama warga itu, di ruang terbuka, di areal tempatnya bekerja, yakni pinggir pabrik kayu di Jenebora. Warno member nama beruang itu Enthong. Asal muasal Enthong dari Bahasa Bugis, lotong yang artinya hitam. Kulit beruang madu yang lebat ini memang berwarna hitam. Warno memelihara sejak berumur 6 bulan. Awalnya sendiri, lama-kelamaan teman-teman Warno juga ikut urunan memberi makan Enthong.

Ike Oktaviany, polisi hutan Balai Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim mengatakan, Warno tidak dijerat aturan hukum. "Dia tidak tahu hewan ini tak boleh dipelihara pribadi," ujarnya.

Alasan lain, Warno memelihara dan memperlakukan beruang tersebut dengan baik. Memang ada kandang, namun Enthong dibiarkan berkeliaran bebas di alam, dan dipenuhi makan-minumnya oleh Warno dan sejumlah temannya. Enthong jinak, dan tak pernah menyerang orang. Enthong juga tak pernah dipukul. Warno juga bersikap kooperatif, tak keberatan dan tak meminta kompensasi ketika enthong harus disita.

Dari cerita, Warno membeli beruang ini Agustus lalu dari warga salah satu desa pedalaman di Nunukan (Kaltim). Warga ini hendak menyembelih beruang ini. Enthong saat itu baru berumur 6 bulan. Katanya orang Nunukan itu, daging beruang madu akan dimakan untuk obat sakit. Karena kasihan dan tak ingin beruang kecil ini dibunuh, Warno membelinya, seharga Rp 350.000.

Informasi adanya beruang madu dipelihara warga di desa tersebut, diketahui BKSDA Kaltim setelah Suminto, rekan kerja satu kantor Warno, meminta tolong Hikmah-saudarinya-menghubungi BKSDA, beberapa hari lalu.

Beruang madu yang nama latinnya Helarctos malayanus ini, ditetapkan pemerintah tahun 1973 sebagai hewan yang dilindungi karena terancam punah. Satwa asli Kalimantan ini diperkirakan hanya berjumlah 50-an ekor di alam liar, yakni Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) Balikpapan. Juga ada 50-an di pusat rehabilitasi di Samboja. Selain itu, ada lima lagi yang ditempatkan di Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH), Balikpapan.

Beruang madu adalah yang terkecil dari delapan jenis beruang di dunia. Tingginya lebih rendah dari orang dewasa. Berat beruang 30-60 kg (betina) dan 65-90 kg (jantan). Setiap beruang madu punya tanda unik yakni warna kuning atau oranye, membentuk seperti huruf V, U, atau melingkar di bagian leher. Makanan pokok beruang madu adalah serangga, namun ia juga menyukai buah buahan dan madu. Karenanya, hewan pemanjat ulung ini berperan penting dalam penyebaran biji di hutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com