KOMPAS.com — Christian de Duve, ahli sitologi dan biokimia yang menerima penghargaan Nobel Fisiologi dan Kedokteran tahun 1974, membuat pernyataan mendebarkan. Dalam wawancaranya dengan New Scientist, 28 Februari 2011, ia mengatakan bahwa seleksi alam yang berjalan dapat menghancurkan spesies manusia.
Ketika ditanya alasannya, ia mengatakan, ”Sebab seleksi alam tidak punya pandangan jangka panjang. Seleksi alam dan proses pewarisan sifat telah membuat sifat keegoisan terkode dalam gen kita. Hal itu berguna bagi nenek moyang kita dulu, tapi berbahaya untuk kita.”
Gen keegoisan yang berpadu dengan dominasi spesies manusia di bumi berdampak pada kehausan akan sumber daya alam, memacu krisis energi, perubahan iklim, polusi dan kehancuran habitat. Kehausan itu akan membuat tak ada sumber daya yang tersisa untuk anak cucu yang akan berakhir pada kepunahan manusia.
Ia mengungkapkan, ”Kita harus melawan seleksi alam dan secara aktif melawan sifat-sifat genetik kunci kita.” Menurut dia, apa yang dibutuhkan sekarang adalah sifat genetik yang mau berkorban untuk masa depan, kebijaksanaan untuk merelakan sesuatu yang berguna bagi masa depan.
Solusi lain yang dibawanya adalah pengendalian populasi. ”Jika ingin planet ini terus bisa dihuni untuk tiap orang, Anda harus mengurangi jumlah penduduknya. Caranya adalah dengan KB. Kita telah memiliki metode KB yang etis dan terbukti secara ilmiah. KB adalah solusi yang paling etis,” katanya.
Ia mengatakan besarnya peran perempuan dalam mengupayakan kesintasan spesies manusia. ”Berbicara sebagai biolog, saya pikir perempuan kurang agresif jika dibandingkan dengan laki-laki. Mereka berperan besar dalam pendidikan anak usia dini dan mampu membantu melawan sifat-sifat genetiknya,” ujarnya.
Ia mengungkapakan bahwa dirinya terus berupaya untuk optimistis dengan masa depan manusia. ”Saya mencoba untuk optimistis sebab saya memilih untuk memberi pesan dan harapan bagi generasi muda dan mengatakan Anda bisa melakukan sesuatu untuk ini,” tuturnya. Namun, ia mengatakan bahwa tak banyak bukti tentang langkah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.