Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG Tarik Alatnya dari Gunung Wilis

Kompas.com - 27/02/2011, 19:21 WIB

TRENGGALEK, KOMPAS.com — Tim Kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),  Minggu (27/2/2011), bertolak kembali kantornya di Bandung, sekaligus menarik peralatan seismograf digital yang selama pekan lalu digunakan untuk memantau sejumlah lokasi munculnya suara gemuruh di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Tim belum menyelesaikan seluruh analisis datanya, namun dapat memiliki keyakinan bahwa suara gemuruh atau dentuman di balik perut bumi, tidak berpotensi membahayakan.

Dua pekan lalu, tim yang sama, Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dari staisunnya di Tretes, Pasuruan, juga sudah melakukan pemeriksaan, dan juga sudah menarik timnya dari Trenggalek.

"Pada hasil pemeriksaan Tim BMKG sebelum tim kami bekerja, tim tersebut sempat menemukan dentuman yang menimbulkan gempa tercatat pada skala 2,3 Skala Richter. Cukup besar untuk tercatat seismometer, namun tidak berdampak gempa di atas permukaan. Namun saat tim kami datang dan memeriksa, gejala gempa dalam itu sudah tidak terdeteksi lagi," kata Dr Gede Suantika, Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG yang memimpin rombongan di Trenggalek , Sabtu (26/2/2011).

Pada jumpa pers, Sabtu, di Trenggalek dengan Bupati Mulyadi, Tim PVMBG meyakinkan, hasil pemeriksaan dengan empat seismograf digital pada empat lokasi, satu di lereng Gunung Wilis dan tiga di desa-desa yang didapat laporan suara gemuruh dan berdentam amat keras, tak ada rekaman gempa yang signifikan.

"Tampaknya puncak kegiatan interaksi blok batuan di daerah ini sudah menurun setelah mencapai puncak minggu lalu. Meski dinyatakan tidak ada ancaman bahaya, masyarakat tetap diminta waspada dan melaporkan apa saja fenomena alam yang tidak lazim," kata Bupati Trenggalek Mulyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com