Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satwa Langka Khas Papua Marak Diselundupkan

Kompas.com - 18/02/2011, 09:50 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com — Keanekaragaman hayati dengan endemis kelokalan Papua yang begitu tinggi membuat banyak satwa di provinsi paling timur Indonesia ini diburu kolektor ataupun pihak lain yang ingin memperdagangkannya demi keuntungan pribadi.

Kepala Balai Besar Sumber Daya Alam Provinsi Papua Suteja di Jayapura, Kamis kemarin, mengatakan, keanekaragaman hayati endemik Papua memang paling banyak dan paling sering diburu kolektor. "Karena satwa-satwa tersebut hanya ada di Papua, orang dari luar Papua sangat ingin memilikinya, bahkan terkadang dengan cara yang ilegal," katanya. 

Menurut dia, banyaknya modus yang digunakan sindikat penyelundupan satwa langka asal Papua serta minimnya jumlah polisi kehutanan menjadi salah satu sebab sering berhasilnya penyelundupan satwa langka ke luar Papua.  Untuk itu, katanya, pihaknya telah bekerja sama dengan pihak terkait, baik di dalam maupun di luar Papua, untuk ikut memantau peredaran satwa langka itu. 

"Kami akui, terkadang satwa langka asal Papua dijual di pasaran Pulau Jawa dan luar negeri sehingga pihak terkait di daerah itu yang menangkapnya. Ini memang indikasi kegagalan kita memantaunya, tetapi juga bentuk kerja sama yang baik dengan rekan-rekan di luar Papua," papar Suteja.

Ia menambahkan, modus yang paling sering dipakai sindikat penyelundupan satwa langka ke luar Papua adalah melalui transportasi laut, menggunakan kapal nelayan hingga kapal penumpang. "Alasannya, dengan menggunakan kapal laut, mereka dapat lebih banyak memuat satwa dan sulit dideteksi aparat. Apalagi, terkadang ditaruh dalam kontainer barang. Kami memang mensinyalir adanya keterlibatan aparat hukum dalam sindikat itu," tuturnya.

Sementara titik-titik lokasi yang sering menjadi lokasi awal penyelundupan satwa langka ke luar Papua adalah di Asmat, Merauke, Mappu, dan Jayapura. "Yang jelas, kami selalu meningkatkan pengawasan terhadap kapal-kapal nelayan ataupun penumpang yang masuk-keluar Papua," ujarnya. 

Adapun untuk kemungkinan penyelundupan lewat jalur udara, yakni melalui pesawat terbang, Suteja mengaku pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan untuk mencegahnya. "Makanya, jalur udara sangat jarang digunakan penyelundup satwa langka ke luar Papua, di samping jumlah satwa yang relatif sedikit terakomodir jika lewat jalur udara," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com