Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedelai Tidak Dikenai Bea Masuk

Kompas.com - 12/02/2011, 03:02 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah tidak akan memberikan subsidi kedelai, seperti yang dilakukan tahun 2008. Yang dilakukan pemerintah, membebaskan bea masuk kedelai impor.

”Bea masuk (BM) nol persen sudah kami sepakati. Harga kedelai di pasar yang masih tinggi kemungkinan dari stok kedelai yang dibeli pada bulan Desember lalu. Saat itu bea masuknya sebesar 10 persen. Kami yakin harga kedelai impor yang dibeli saat ini sudah turun,” kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo di Jakarta, Jumat (11/2).

Menurut dia, sejak akhir Desember, pemerintah terus menurunkan BM impor kedelai, dari 10 persen diturunkan menjadi 5 persen hingga akhirnya menjadi nol persen yang tertuang dalam PMK Nomor 13/PMK.011/2011.

Dalam ketentuan itu, ditetapkan bahwa tarif BM kedelai akan kembali dinaikkan pada 1 Januari 2012 menjadi 5 persen.

Gunaryo mengatakan, meski harga kedelai bergejolak, pemerintah belum berencana menggelontorkan program subsidi kedelai. Pasalnya, berkaca dari pengalaman tahun 2008, program tersebut banyak memunculkan kekisruhan.

Saat itu subsidi diberikan dengan sistem kupon bagi perajin. Kupon itu berisi potongan harga Rp 1.000 per kilogram dan kuota yang bisa dibeli oleh perajin. Dana yang dialokasikan untuk program itu berkisar Rp 500 miliar.

”Kami belum berpikir ke arah sana. Pengalaman tahun 2008 membuat kami belajar banyak. Banyak yang tidak tepat sasaran dan memunculkan masalah di sana-sini,” katanya.

Terkait dengan desakan agar tata niaga kedelai diserahkan ke Bulog, Gunaryo mengatakan, kebijakan tersebut membutuhkan dana yang cukup besar.

”Dulu era Soeharto, Bulog memang pernah mengatur tata niaga kedelai. Bulog menjadi importir tunggal. Sekarang hal itu sulit direalisasikan karena butuh angggaran besar,” ujarnya.

Shindoro, pengusaha tahu di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengatakan, seharusnya pemerintah memberdayakan kedelai lokal ketimbang mengimpor kedelai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com