Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dentophobia, Fobia pada Dokter Gigi

Kompas.com - 19/01/2011, 13:44 WIB

Kompas.com - Rasanya tidak ada orang yang menikmati kunjungan ke dokter gigi. Tapi pada sebagian orang, kecemasan dan ketakutan mereka pada dokter gigi bisa berubah menjadi sebuah fobia.

Dentophobia merupakan istilah untuk orang-orang yang takut pada dokter gigi. Jumlahnya cukup besar, sekitar 12 persen penduduk Inggris menurut British Dental Association mengalami ketakutan ekstrim dan 25 persen penduduk menderita kecemasan sebelum mengunjungi dokter gigi.

Padahal, fobia pada dokter ini bisa merugikan diri sendiri. Takut berlebihan pada jarum suntik misalnya, bisa membuat orang tak mau berobat ke dokter walau dirinya sakit.

"Hidup orang yang fobia akan terus didominasi oleh hal-hal yang bisa mencegahnya berhadapan dengan rasa takut. Mereka terkadang menyadari bahwa tidak ada bahaya nyata, tapi tetap saja rasa takut itu tidak bisa dikontrol," tulis para ahli dalam situ The Royal College of Psychiatriests.

Dr.Jennifer Pinder, dokter gigi di London telah menangani pasien denthophia selama 30 tahun. Ia mengatakan yang paling penting adalah mengetahui apa yang membuat seseorang jadi fobia lalu berdamai dengan rasa takut itu dalam cara yang simpatik dan sensitif.

Ia mengatakan, banyak pasiennya yang takut pada bor, takut tambalan gigi, takut jarum suntik dan takut sakit. "Banyak orang yang mengira fobia adalah hal rasional, padahal sebenarnya itu reaksi yang rasional pada sakit," katanya.

Dalam prakteknya, Pinder berusaha mengatasi rasa takut dan juga malu pasiennya dengan menyediakan waktu untuk berbicara mengenai hal-hal yang membuat takut. Pinder juga meminta pasiennya mengirim email terlebih dahulu untuk menjelaskan ketakutannya sebelum membuat janji perawatan gigi.

Orang yang fobia pada dokter gigi biasanya membiarkan giginya sakit sehingga infeksinya bertambah parah. "Sakit gigi yang dibiarkan bisa membuat mulut jadi berbau sehingga akhirnya mereka malu bertemu orang lain dan terkucil dari pergaulan," katanya.

Untuk mengurangi rasa takut pasiennya, Pinder juga menyarankan pasiennya untuk membawa alat pemutar musik seperti walkman atau iPod sehingga mereka lebih rileks dan tidak perlu mendengarkan bunyi alat-alat kedokteran yang mungkin bisa menyebabkan trauma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com