KOMPAS.com — Asam amino yang selama ini disebut sebagai senyawa bakal kehidupan ditemukan di batu meteor (meteorit) yang jatuh di Sudan. Padahal, saat menembus atmosfer Bumi, meteor sudah terpanaskan dalam suhu ribuan derajat celsius. Temuan ini penting karena menunjukkan daya tahan senyawa tersebut terkait dengan pembentukan kehidupan di muka Bumi.
Asam amino sebetulnya sudah sering ditemukan di meteor yang kaya akan karbon. Namun, biasanya asam amino terbentuk dalam kondisi sejuk. Untuk pertama kalinya, para astronom NASA menemukan asam amino pada meteor yang sudah terpanaskan pada suhu 1.100 derajat celsius. "Suhu setinggi itu harusnya membunuh semua organik yang ada," kata Daniel Glavin, ahli astrobiologi dari Gooddard Space Flight Center, NASA.
Selama ini pembentukan asam amino di asteroid terjadi pada saat temperatur yang lebih sejuk. "Meteor ini menunjukkan ada cara lain yang melibatkan reaksi gas ketika asteroid yang sangat panas mulai mendingin," ujar Glavin. Temuan ini juga memberikan informasi tambahan bagi teori bahwa awal mula kehidupan di Bumi berasal dari asteroid.
Penemuan ini, menurut Glavin, merupakan hal yang penting karena mereka bisa mengetahui bahan-bahan kimia di luar angkasa yang berhubungan dengan asal mula Bumi. "Meteor bisa menyediakan asam amino pada awal Bumi terbentuk, juga pada planet-planet lain di dalam tata surya, termasuk Mars," jelas Glavin.
Meteorit yang ditemukan di Sudan berasal dari asteroid sebesar 4 meter yang masuk ke orbit Bumi pada tahun 2008. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.