Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengidap AIDS Sembuh berkat Transplantasi Sel Darah

Kompas.com - 15/12/2010, 10:45 WIB

Kompas.com — Sebuah transplantasi sel darah yang cukup langka kemungkinan besar menyembuhkan pria pengidap AIDS di Berlin, Jerman. Meski demikian, tim dokter menyatakan, metode ini tidak bisa dipraktikkan secara luas.

Pria berusia 40 tahun pengidap AIDS ini mendapatkan transplantasi darah sel punca tahun 2007 untuk mengobati leukimia yang dideritanya. Ternyata donor itu bukan cuma sama jenis darahnya, melainkan juga berdampak pada mutasi genetik yang memberikan ketahanan alami terhadap HIV (virus yang menurunkan sistem kekebalan manusia). Kini, tiga tahun pasca-transplantasi, pengidap AIDS itu tidak menunjukkan gejala penyakit leukimia atau infeksi HIV.

"Terapi tersebut cukup menarik dan memberi bukti penyembuhan HIV, namun metode itu terlalu berisiko untuk menjadi terapi standar, bahkan bila donor yang sejenis bisa didapatkan," kata Dr Michael Saag, mantan ketua HIV Medicine Association, organisasi kedokteran yang secara khusus menangani terapi AIDS.

Pencangkokan sumsum tulang atau sel punca, yang akhir-akhir ini banyak dilakukan, sudah banyak dipakai dalam terapi kanker, tetapi jika dilakukan pada orang sehat, dokter belum mengetahui risikonya. Terapi tersebut akan menghancurkan sistem imun alamiah tubuh dengan obat-obatan dan radiasi lalu menggantinya dengan sel donor untuk menumbuhkan sistem imun yang baru. "Kegagalan atau risiko komplikasi dari metode ini mencapai 5 persen atau lebih," kata Saag.

Karena itulah penggunaan metode tersebut pada orang yang sehat tidak menjadi pilihan utama mengingat risikonya yang besar, terutama jika obat-obatan masih mampu menjaga kondisi orang dengan HIV. "Bisa menjadi pengecualian jika orang dengan HIV juga menderita kanker. Transplantasi bisa dipertimbangkan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com