Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSM Makassar Bergabung ke LPI

Kompas.com - 15/12/2010, 04:21 WIB

MAKASSAR, KOMPAS - PSM Makassar segera meninggalkan Liga Super Indonesia dan segera bergabung ke Kompetisi Liga Primer Indonesia yang dimulai 8 Januari 2011. Keputusan tersebut diambil Ketua Umum PSM Ilham Arief Sirajuddin sehari setelah manajemen tim mengundurkan diri, Senin (13/12) malam.

”Saya menerima pengunduran diri manajemen PSM. Dalam seminggu ke depan, kami menunggu apakah ada pihak yang bersedia mengelola PSM. Jika tidak ada, kami akan mundur dari liga super dan berpartisipasi di Liga Primer Indonesia (LPI),” tutur Ilham yang juga Wali Kota Makassar ini, Selasa (14/12) siang.

Menurut dia, keputusan itu diambil karena konsorsium LPI menjanjikan kompetisi yang bersih dan profesional. Rencana tersebut mendapat dukungan penuh dari Pelatih PSM Robert Rene Alberts dan para pemain. Mereka bersedia tampil di LPI.

Keputusan ini pun telah disampaikan kepada manajemen PSM Primer League (PL) yang dipersiapkan mengikuti LPI. ”Tidak ada masalah. Pemain yang sudah diseleksi untuk PSM PL akan menjadi pelapis, sedangkan pelatih asal Jerman, Michael Feichtenbeiner, dikembalikan ke konsorsium LPI,” ungkap Ilham.

Ilham juga siap mempertanggungjawabkan dana APBD sebesar Rp 3 miliar yang telah digunakan PSM. Ia berpendapat, seandainya PSM mundur dari liga super, sisa dana APBD Rp 9 miliar dapat dialihkan untuk pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana di Kota Makassar.

”Ketimbang uang rakyat terbuang sia-sia untuk kompetisi yang karut-marut, kan lebih baik difungsikan bagi kepentingan umum,” kata Ilham. Adapun dana keikutsertaan PSM dalam LPI akan ditanggung konsorsium yang siap menggelontorkan Rp 20 miliar untuk setiap klub.

Namun, ia tetap membuka kesempatan bagi pihak yang tertarik menjadi pengelola baru PSM. ”Kami beri waktu sepekan sebelum batas akhir pendaftaran LPI akhir bulan ini,” ujar Ilham.

Rencana berpaling ke LPI tidak lepas dari kekecewaan terhadap sikap PSSI. Menurut mantan Manajer PSM, Hendra Sirajuddin, keputusan komisi disiplin yang menjatuhkan sanksi larangan bertanding di kandang saat menjamu Persipura Jayapura pada 6 Januari nanti dan denda Rp 20 juta memicu pengunduran diri manajemen.

Pasalnya, sanksi yang ditetapkan pada 9 Desember lalu itu disertai larangan mengajukan banding. Hukuman tersebut merupakan buntut dari kerusuhan yang dilakukan suporter PSM ketika menjamu Semen Padang di Stadion Mattoangin, 27 November. ”Sanksi ini sangat tidak adil karena wasit Aeng Suarlan yang menjadi pemicu tindakan anarki penonton tidak dihukum berat,” kata Hendra.

Ia menambahkan, kekecewaan manajemen terhadap PSSI bermula pada laga saat PSM bertandang ke Sriwijaya FC. Kala itu, PSM kalah 1-2 akibat keputusan kontroversial wasit Jimmy Napitupulu yang memberikan hukuman penalti untuk tuan rumah. Dalam tayangan ulang, pelanggaran Djayusman Triasdi terhadap Mahyadi Panggabean terjadi di luar kotak penalti.

Manajemen PSM juga kecewa dengan hukuman ringan yang dijatuhkan PSSI terhadap panitia pelaksana Deltras Sidoarjo ketika melarang ”Juku Eja” mencoba lapangan sehari sebelum pertandingan, 7 November silam. Kekecewaan manajemen semakin bertambah dengan kinerja wasit dalam beberapa laga PSM di kandang sendiri.

”Kami lelah dengan tekanan yang muncul akibat sikap PSSI yang tidak profesional. Lebih baik kami mundur karena mustahil berprestasi secara adil dalam kompetisi seperti ini,” ungkap Hendra. (RIZ/NAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com