Cancun, Minggu
”Konferensi di Cancun baru sebatas menyelamatkan proses negosiasi perubahan iklim, tetapi belum berhasil menyelamatkan dunia dari perubahan iklim,” kata Direktur Kebijakan Iklim Greenpeace Internasional Wendel Trio, seperti dikutip Reuters, Sabtu (11/12).
Dalam konferensi yang ditutup akhir pekan lalu itu, Kepala Badan Meteorologi Dunia
Konferensi Perubahan Iklim di Cancun, Meksiko, telah
Kesepakatan menyangkut dana itu mencakup pemberian ”dana hijau” oleh negara-negara kaya sebesar 100 miliar dollar AS setahun pada 2020 nanti. Disebutkan, tujuannya untuk melindungi hutan tropis dan transfer teknologi energi bersih.
Pada pertemuan di Cancun juga disoroti tidak adanya kemajuan menyangkut upaya memperpanjang Protokol Kyoto. Protokol ini semula mewajibkan sedikitnya 40 negara maju (Annex-1) memotong emisi gas rumah kaca sebesar rata-rata 5,2 persen dibandingkan tahun
Kini isu telah berkembang dengan adanya negara berkembang China dan India yang menjadi emiter terbesar, selain Amerika Serikat. Negara-negara maju menuntut supaya China dan India diwajibkan pula memotong emisi, seperti negara-negara maju lainnya.
Mengenai pandangan prospek Protokol Kyoto setelah 2012, hingga kini juga beragam. Negosiator China, Xie Zhenhua, mengatakan, Protokol Kyoto masih hidup. Pada Konferensi Perubahan Iklim 2011 di Afrika Selatan nanti juga harus dilakukan diskusi dan negosiasi komitmen kedua Protokol Kyoto.
Di samping itu, negara-negara seperti Jepang, Kanada, dan Rusia juga telah menyatakan untuk tidak memperpanjang Protokol Kyoto. Negara-negara tersebut menghendaki kesepakatan baru yang mengikat Amerika Serikat, China, dan India dikenai kewajiban memotong emisinya.