Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Megalit Kepala Kerbau Ditemukan

Kompas.com - 26/11/2010, 23:28 WIB

PAGARALAM, KOMPAS.com--Batu megalit yang berbentuk kerbau ditemukan di sungai Selangis Dusun Jambatakar, Kelurahan Ujanmas, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan, Jumat.

Batu megalit ini ditemukan warga Jabatakar di sungai Selangis, posisi batu tersebut seperti seekor kerbau yang sedang berbaring dengan kaki terlipat tepat berada di dalam air. Warna batu megalit itu putih kemerah-merahan dengan ukuran dua kali dari seekor kerbau umumnya.

"Meskipun bentuknya masih terlihat jelas tapi dua tanduk sudah patah dan beberapa bagian tubuhnya sudah tertutup rumput," kata Arfan warga setempat, Jumat.

Bahkan saat ini akibat tidak ada upaya untuk melakukan pengangkatan maka posisinya terus bergeser terbawa arus sungai apa lagi saat banjir bandang.

Batu berbetuk megalit yang berukuran tinggi dua meter lebar 1,5 meter, besarnya dua kali ukuran kerbau, lokasi ditemukan batu tersebut di sungai Selangis Dusun Gunung Ilir Kelurahan Ujanmas, Kecamatan Dempo Utara berjarak 4 kilometer dari Dusun Jambatakar.

Ia mengatakan, patung batu itu berbentuk kerbau bertanduk dua, warna putih kemerah-merahan dengan posisi sedang berbaring diatas tanah dan di tepi sungai.

"Tempat penemuan batu megalit itu merupakan belukar di pinggir sungai, namun karena banyak warga kurang faham kalau batu tersebut bernilai sejarah sehingga tidak ada yang merawatnya," katanya.

Dia berharap, pemerintah setempat secepatnya mengambil langkah untuk menyelamatkan puluhan bahkan ratusan megalit yang sudah ditemukan dan kondisinya kini kurang terawat.

"Saat ini perlu segera dilakukan pembersihan dan perawatan agar batu tersebut tidak semakin mengalami kerusakan, karena disekitar tempat ini juga masih banyak penemuan megalit lainnya," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Senibudaya, Syafrudin, mengatakan memang cukup banyak batu megalit yang berhasil ditemukan di daerah Pagaralam.

"Sebagian sudah dilakukan pendataan dan termasuk upaya melestarikanya dengan memagar keliling, namun sebagian lagi masih terbentur dana," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com