KOMPAS.com — Ketika muncul laporan mengenai gunung purba di kawasan Danau Toba—danau tersebut adalah kalderanya—banyak di antara kita waswas. Berdasarkan catatan sejarah, ternyata gunung purba bukan semata monopoli Danau Toba. Salah satu gunung purba lainnya memiliki kaldera yang kita kenal sebagai kaldera pasir Tengger.
Kaldera adalah pusat letusan yang diameternya lebih dari 2 kilometer, sedangkan kawah adalah pusat letusan yang berdiameter kurang dari 2 kilometer.
Menurut Kepala Subbidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agus Budianto, ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu (24/11/2010), Gunung Bromo di Jawa Timur merupakan gunung yang muncul akibat aktivitas Gunung
”Kalderanya adalah kaldera pasir yang kita kenal sekarang. Di sekitar kawasan kaldera pasir kemudian muncul beberapa gunung selain Gunung Bromo, di antaranya adalah Gunung Batok dan Gunung Widodaren. Model kaldera seperti ini amat umum di Indonesia. Ini berasal dari gunung yang besar sekali, megavulkano. Selain kaldera Bromo dan kaldera Danau Toba, juga ada kaldera Krakatau yang melahirkan Gunung Anak Krakatau, kaldera Batur yang melahirkan Gunung Anak Batur yang sekarang ada, dan kaldera Maninjau untuk Gunung Maninjau,” tutur Agus.
Kaldera Danau Toba, yang meletus sekitar 70.000 tahun lalu, menurut dia adalah hasil dari aktivitas vulkano dan aktivitas tektonik.
Dari catatan yang ada pada Babad Ngayogyakarta, Gunung Bromo meletus pada 28 Desember 1822 dan baru berhenti pada Januari 1823. Pada tahun 1822 pula meletus Gunung Merapi (Kompas Yogyakarta, 19/11), Gunung Slamet (Jawa Tengah), Gunung Kelud (Jawa Timur), dan Gunung Guntur (Jawa Barat). Pada tahun yang sama lima gunung meletus.
Sementara berdasarkan buku Data Dasar Gunung Api Indonesia terbitan 1979, Gunung Bromo tercatat meletus pada tahun 1822 bersama dengan Gunung Merapi, Gunung Galunggung, dan Gunung Lamongan. Buku katalog referensi gunung api Indonesia dengan letusan dalam waktu sejarah ini dikumpulkan dari berbagai referensi yang ada sejak zaman kolonial.
Berdasarkan data di buku tersebut, Gunung Bromo telah meletus sebanyak 43 kali—ditambah letusan pada tahun 2004. Namun, situs http://geodesy.gd.itb.ac.id menyebutkan telah meletus 50 kali sejak tahun 1775. Catatan dari Data Dasar Gunung Api Indonesia, letusan tertua adalah pada tahun 1804.
Menurut Neumann van