Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Sekadar Gunung, tetapi Pelindung

Kompas.com - 25/11/2010, 08:13 WIB

Oleh Nina Susilo

KOMPAS.com — Gunung Bromo yang biasanya ramai oleh wisatawan, kini sepi. Wisatawan hanya bisa menjenguknya dari kawasan Penanjakan di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, atau di Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo.

Di sisi lain, Dukuh Cemorolawang, Desa Ngadisari, ramai oleh polisi, tentara, petugas Badan Penanggulangan Bencana, dan wartawan. Keriuhan ini terjadi setelah status Gunung Bromo dalam sehari dinaikkan dua tingkat, menjadi Siaga, Selasa (23/11/2010) pagi, dan Awas pada sore harinya.

Langkah itu diambil setelah terjadi peningkatan aktivitas gempa vulkanik. Sepanjang 1-23 November terjadi lebih dari seribu gempa vulkanik. Pada 23 November, kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Bromo Muhammad Syafi’i, tercatat 20 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 10-40 milimeter serta tremor beramplitudo 4-30 milimeter.

Rabu mulai pukul 00.00 hingga pukul 09.52 terhitung 18 gempa vulkanik dengan amplitudo 8-38 milimeter dan tremor beramplitudo maksimum 2-5 mm. ”Grafik energi vulkanik yang ada juga terus meningkat. Karenanya, status masih Awas dan kami merekomendasikan 2,5 kilometer-3 kilometer, terutama wilayah lautan pasir, steril dari warga atau wisatawan,” tutur Syafi’i.

Tetap ayem

Kontras dengan keriuhan itu, warga Tengger tetap ayem. Aktivitas menanam kentang, merawat tanaman kubis, dan daun bawang, serta mengurus kuda tetap dilakoni seperti biasa.

Saben Jumat Legi diselameti, ngangge jenang gangsal didongani pak dukun. Sing dipadosi niku keselametan (Setiap Jumat Legi diadakan selamatan dengan lima jenis jenang yang didoakan pak dukun. Yang dicari keselamatan),” kata Newi.

Hal serupa disampaikan Pendiko (38), penjual sarung tangan dan penutup kepala di sekitar tempat wisata Bromo, dan Supri (22), pengojek motor. Keduanya warga Desa Ngadisari yang meyakini letusan Bromo tak akan mencelakai warga.

Letusan-letusan Gunung Bromo, seperti yang terjadi pada 8 Juni 2004, tidak pernah menyentuh Desa Ngadisari kendati hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Gunung Bromo. Umumnya material vulkanik keluar di sekitar lautan pasir atau lebih mengarah ke Nangkajajar, Pasuruan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com