Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelamatkan Orangutan

Kompas.com - 22/11/2010, 04:43 WIB

Setelah pemasangan alat pemancar pada tengkuk, delapan orangutan sumatera akhirnya dilepas ke Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Pelepasan tersebut untuk menjaga kelangsungan hidup satwa liar yang dilindungi tersebut dari ancaman kepunahan.

Sakdiyah, orangutan (Pongo abelii) betina, kini berusia tujuh tahun. Petugas mendapatinya sebagai korban peliharaan penduduk di Blangkejeren, Aceh. Setelah diselamatkan petugas dari kandang besi pemiliknya, Sakdiyah menjalani perjalanan darat selama dua malam pada Juni 2010 menuju pusat reintroduksi orangutan di kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT).

Setelah itu, Sakdiyah mengikuti rangkaian pelajaran beradaptasi hidup dalam hutan, seperti mencari makan sendiri dan memanfaatkan sumber makanan yang tersedia di alam. Itu diberikan agar kelak ia dapat hidup secara mandiri di dalam hutan.

Akhir September lalu Sakdiyah bersama tujuh orangutan lainnya menjalani operasi pemasangan transmiter oleh tim dokter hewan Perth Zoo bersama Frankfurt Zoological Society (FZS). Kepingan transmiter itu dipasang di bagian tengkuknya berdiameter 3 sentimeter dan tebal 1 cm. Setelah terpasang, transmiter akan secara otomatis mengirim pesan pada pukul 07.00 hingga 15.00 setiap hari selama dua tahun.

Setelah dokter menyatakan kondisi Sakdiyah dan tujuh ekor orangutan lainnya sehat, mereka pun mulai dilepas secara bertahap ke habitat aslinya di TNBT. Selain mempertimbangkan kondisi kesehatan, pelepasan mereka disesuaikan dengan masa musim buah di dalam hutan yang berlangsung setiap bulan Oktober hingga akhir Maret.

”Dari delapan ekor orangutan, dua ekor di antaranya, yakni Sakdiyah dan Abel, telah dilepasliarkan,” kata Manajer Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatera FZS Julius Paolo Siregar, Sabtu (20/11).

Julius melanjutkan, sebanyak dua orangutan lagi rencananya akan dilepasliarkan pada bulan Desember. Sementara itu, empat ekor orangutan lainnya akan dilepasliarkan pada musim buah tahun depan.

”Mengingat usia Sakdiyah yang masih remaja, kami memilih daerah pelepasliaran yang tidak terlalu jauh dari stasiun reintroduksi. Itu karena orangutan remaja memerlukan pengawasan permanen agar petugas dapat terus mengetahui perkembangan kemampuan adaptasinya,” lanjut Julius.

Pelepasan Sakdiyah juga bertujuan sebagai ajang uji coba pemanfaatan transmiter. Para teknisi akan menggunakan alat penerima deteksi transmiter. Bahkan, nantinya para teknisi diharapkan mampu memahami cara mengoperasikan dan memanfaatkan alat penerima pesan, mencari orangutan melalui deteksi sinyal transmiter yang diperoleh, serta menggunakan metode penelusuran untuk mengikuti orangutan yang telah dipasang transmiter.

Selain Sakdiyah, ada pula Abel, orangutan jantan berusia 13 tahun yang dilepasliarkan di daerah Sungai Manggatal bagian hilir. Tempat ini sudah masuk kawasan TNBT.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau