Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Relawan Rogoh Kocek Sendiri

Kompas.com - 10/11/2010, 10:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, banyak relawan yang membantu para pengungsi di Gunung Merapi bekerja dengan kocek sendiri.

"Aksi-aksi tanggap darurat yang menjadi wewenang dan tanggung jawab BNPB, sangat terbantu oleh kiprah TNI, Basarnas, PMI dan organisasi-organisasi relawan. Sementara mereka bekerja secara swadana," kata Mahfudz kepada wartawan, Rabu (10/11/2010).

Mahfudz bersama tim Komisi I DPR memantau lapangan selama tiga hari di kawasan Magelang, Muntilan, Sleman, Yogyakarta, Klaten, dan Boyolali.

Bahkan, politisi PKS itu mengaku bertemu dengan prajurit TNI yang membiayai kebutuhannya dari uang lauk pauk (ULP) harian sebesar Rp 40.000.

Menurutnya, sebagian besar relawan merogok kocek sendiri untuk biaya harian. Rata-rata para relawan mengeluarkan Rp 30.000 per hari. Menurutnya, BNPB yang mengelola dana bencana dalam jumlah besar tidak menutupi biaya operasi mereka. Begitu pula dengan Kementerian Pertahanan.

"Ketika saya konfirmasi kepada Wamenhan, Syafri Samsudin, dibenarkan bahwa Kementerian Pertahanan menggunakan dana belanja rutin yang terbatas dan tidak ada alokasi dana bencana," katanya.

Mahfudz mengimbau agar BNPB juga mengucurkan dana untuk para relawan karena aksi tanggap darurat diprediksi berlangsung cukup lama. Hingga hari ini, lanjut Mahfudz, aksi tanggap darurat masih fokus ke evakuasi korban dan penanganan pengungsi. Padahal banyak warga masyarakat pada radius 15-20 km yang bukan pengungsi menghadapi masalah serius.

"Khususnya kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok karena banyak pasar atau toko tutup dan jika ada, harganya melonjak. Di Muntilan, harga beras mencapai Rp 10.000 per kg. BNPB harus siapkan program untuk warga non pengungsi. Mereka adalah bumper dan back up dalam penanganan para pengungsi. Jika terabaikan, dampaknya bisa serius," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com