Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Berharap Sapi Segera Diganti

Kompas.com - 09/11/2010, 19:21 WIB

SLEMAN, KOMPAS.com — Para pengungsi yang sapinya mati akibat letusan Gunung Merapi berharap pemerintah segera merealisasikan janji penggantian sapi. Sejauh ini, pendataan tentang penggantian sapi belum menyentuh para pengungsi.

Pengungsi Dusun Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Sokiran, mengatakan, lebih dari 300 sapi di desanya mati akibat terjangan awan panas. Meskipun harga pembelian sapi yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dari harga pasaran, warga mengaku menerima. "Daripada sama sekali tidak diganti. Bisa untuk memulai ternak sapi lagi," kata Sokiran, Selasa (9/11/2010).

Rentang harga pasaran untuk sapi perah dewasa yang produktif berkisar antara Rp 15 juta hingga Rp 17 juta. Pemerintah berencana membeli sapi perah warga seharga Rp 10 juta per ekor. Penggantian bagi sapi yang mati diberikan sama seperti membeli sapi hidup.

Mayoritas pengungsi yang sapinya masih hidup berpikir ulang untuk menjual ke pemerintah karena harga yang ditawarkan jauh di bawah harga pasar. Untuk sapi pedaging, misalnya, pemerintah mengalokasikan Rp 20.000 per kilogram daging dari harga pasaran yang bisa mencapai Rp 50.000 per kilogram. Harga tersebut bisa semakin naik jelang Hari Raya Idul Adha.

Peternak lain dari Dusun Kaliadem Rejo berharap pemerintah bisa mengganti lima ekor sapinya yang mati akibat terjangan awan panas. Tiap hari, sapi perah bisa menghasilkan 15-20 liter susu per hari dengan harga per liter susu sapi segar Rp 3.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com