Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lava Panas Mengalir, Pemantau Menyingkir

Kompas.com - 03/11/2010, 15:19 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Belasan pemantau letusan Gunung Merapi di Dusun Jambu, Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, memilih turun, Rabu (3/11/2010) sekitar pukul 14.30. Pasalnya, lava panas mengalir deras melewati Kali Gendol.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, aliran lava itu mengeluarkan asap berwarna putih. Lava itu mengalir di atas tumpukan debu dari awan panas atau whedus gembel. Hal itu diperparah oleh kabut sehingga pandangan ke puncak Merapi terhalang.

Selain lava panas, kondisi bahaya terpantau dari terus terganggunya radio pemantau. "Asap lava bahaya. Sinyal juga udah meliuk-liuk. Lebih baik turun," kata Sambi (43), salah satu pemantau.

Pantauan dari pos terdekat dengan puncak Merapi itu langsung diteruskan ke beberapa tempat. Akhirnya, warga berduyun-duyun turun, termasuk tim evakuasi hewan ternak yang mati. "Kami baru aja naik mau kubur sapi-sapi mati. Dapat laporan bahaya, lebih baik turun," kata Kris (28), salah satu anggota tim.

Tak hanya di Dusun Jambu, sebagian pemantau di pos di Balerante, Dusun Gondang, Kecamatan Kemalang, memilih turun. "Sebagian sudah turun. Puncak terhalang kabut. Sinyal radio juga sudah meliuk-liuk," kata Agus, salah satu pemantau, ketika dihubungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com