Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkendala Badai, Bantuan Menumpuk

Kompas.com - 01/11/2010, 18:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui bahwa bantuan yang seharusnya disalurkan ke korban tsunami di Pesisir Mentawai menumpuk di sejumlah lokasi seperti di Pulau Sikakap.

Menurut Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, cuaca yang tidak bersahabat  menjadi kendala penyaluran bantuan ke daerah-daerah korban tsunami berada.

"Banyak sekali bantuan yang tertahan di daerah Pagai. Karena aspek cuaca. Cuaca sekitar Mentawai itu mudah sekali berubah. Helikopter saja kembali lagi," ujarnya dalam jumpa pers di kantor BNPB, Jakarta, Senin (1/11/2010).

Kondisi cuaca di sekitar Kepulauan Mentawai, kata Sutopo, diperburuk oleh adanya badai siklon anggrek yang menarik seluruh uap air ke Samudera Hindia sehingga mengganggu transportasi bantuan dari jalur laut. Demikian juga dengan jalur udara. "Badai anggrek itu kecepatan anginnya 95 km per jam lho," tambahnya.

Selain kendala cuaca, terbatasnya akses komunikasi dan listrik juga menjadi kendala penyaluran bantuan.

Hingga kini, pihak BNPB kata Sutopo, terus mengusahakan penyaluran bantuan dengan bantuan beragam instansi melalui jalur udara, laut, dan berjalan kaki.

Sampai hari ini, menurut BNPB, sebanyak 97,6 ton bantuan makanan telah tersalurkan kepada korban tsunami Mentawai. Bantuan tersebut sampai pada 28 Oktober dan ditaksir cukup memenuhi kebutuhan hingga 1-3 bulan.

Jumlah bantuan yang tersalurkan tersebut, kata Sutopo, belum termasuk bantuan yang menumpuk di sejumlah titik. "Dan penanganan bencana pihak kabupaten, provinsi, di Mentawai itu saya kira cukup baik," imbuhnya.

Adapun jumlah korban jiwa dalam bencana tsunami Mentawai tersebut hingga pukul 14.00 adalah 431 orang. Sedangkan yang hilang mencapai 88 orang, luka berat 271 orang, luka ringan 142 orang, serta 14.983 orang yang mengungsi di wilayah perbukitan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com