Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biomassa, Sumber Energi Potensial

Kompas.com - 12/10/2010, 04:07 WIB

Surabaya, Kompas - Biomassa seperti rumput, jerami, ampas tebu, dan tandan kosong sawit bisa menjadi sumber energi alternatif. Di Indonesia, bahan-bahan ini murah dan melimpah. Teknologi pengolahan biomassa menjadi bioetanol juga sudah tersedia.

Masalah biomassa disampaikan dua guru besar dari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) yang akan dikukuhkan pada Senin (18/10). Mereka adalah Guru Besar Bidang Teknologi Biokimia Prof Arief Widjaja dan Guru Besar Bidang Bioteknologi Pengolahan Limbah Prof Soeprijanto.

Arief akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul ”Aplikasi Teknologi Biokimia dalam Pengadaan Energi Terbarukan di Indonesia”. Soeprijanto membawakan orasi ilmiah berjudul ”Biokonversi Lignoselulose dari Residu Limbah Pertanian menjadi Biofuel melalui Hidrolisis Enzim dan Fermentasi”.

”Selain glukosa dan pati, biomassa bisa menjadi sumber energi alternatif potensial. Bahannya berlimpah dan murah. Namun, pengolahannya memang lebih rumit ketimbang menggunakan glukosa atau pati,” ucap Soeprijanto.

Impor enzim

Semua tanaman pada dasarnya bisa disebut biomassa. Biomassa terdiri atas polimer kumpulan gula yang kompleks. Ini karena biomassa mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin.

Enzim diperlukan untuk memecah ikatan ketiga kandungan itu. Selulosa dan hemiselulosa lalu dipecah kembali menjadi jenis gula yang lebih sederhana.

Penelitian Arief difokuskan pada degradasi selulosa dan hemiselulosa ini. Saat ini, kata Arief, sudah bisa diproduksi enzim untuk mendegradasi selulosa dan hemiselulosa. Produksi enzim sangat diperlukan sebab selama ini Indonesia mengimpor enzim dari luar negeri, terutama Amerika Serikat dan Jepang, dengan harga sangat mahal.

Biaya produksi enzim ini, kata Arief, bisa lebih rendah dari seperempat harga jual enzim impor. Bahkan, apabila diproduksi secara massal, Arief meyakini harga bisa ditekan sampai sepersepuluhnya.

Enzim yang diproduksi adalah selulase dan xilanase. Selulase berfungsi memecah selulosa menjadi glukosa, sedangkan xilanase memecah hemiselulosa menjadi gula xilosa. Gula sederhana (glukosa dan xilosa) ini bisa diolah menjadi bioetanol, energi terbarukan.

Kompresor

Selain Arief dan Soeprijanto, pada 18 Oktober juga dikukuhkan Prof Herman Sasongko, guru besar dari Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri ITS. Herman akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul ”Identifikasi Gejala Compressor Stall melalui Observasi Lanjut Zona Aliran 3-Dimensi”.

Herman mengupas adanya abnormalitas aliran yang bisa berakibat fatal pada kompresor. Aliran ini dinamakan aliran sekunder, aliran yang ortogonal terhadap arah geraknya akibat tenaga gerak aliran tidak mampu menahan induksi tekanan balik secara ortogonal.

Akibat abnormalitas aliran ini, misalnya, terjadi inefisiensi serius yang memboroskan bahan bakar mesin jet.(INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com