Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Tempe Belum Optimal

Kompas.com - 03/08/2010, 17:55 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Kendati konsumsi tempe rata-rata orang Indonesia 8,5 kilogram per kapita setiap tahunnya, peluang ekonomi produk ini masih tinggi. Selain diperlukan sebagai asupan protein, tempe berpotensi dikembangkan untuk mencegah kanker.

"Kebutuhan protein manusia, baik nabati maupun hewani, per hari 50 gram sehingga 8,5 kilogram tempe per tahun per kapita masih jauh," tutur Wakil Ketua Forum Tempe Indonesia Prof Made Astawan, Senin (2/8) di sela "3rd Soy Simposium; Health, SociaCultural and Market Perspectives" di Surabaya.

Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Prof Hardinsyah menyebutkan, mengacu data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2009, konsumsi tempe per kapita per tahun meningkat dari 7,9 kg pada 2007 menjadi 8,5 kg. Peningkatan terjadi pada kalangan masyarakat menengah atas. Ini diduga hasil dari peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat tempe.

Kendati konsumsi tempe meningkat, menurut Ketua Forum Tempe Indonesia Prof Rizal Syarief, kampanye untuk mengangkat harkat tempe tetap harus dilakukan. Apalagi, tempe adalah produk bioteknologi asli Indonesia yang paling tua. Karena itu, semestinya orang Indonesia menggali potensi tempe dan perguruan tinggi di Indonesia bisa menjadi rujukan untuk penelitian tentang tempe.

Menurut Rizal, perkembangan teknologi kedelai di Indonesia sudah sangat maju seperti di negaranegara lain. Saat ini, IPB sudah memiliki 42 jenis varietas kedelai dengan berbagai karakter. Hanya kepemilikan teknologi kedelai di Indonesia tidak disertai manajemen yang baik sehingga penerapan teknologi kedelai belum maksimal. Problem manajemen itu, kata

Rizal, terjadi pada sektor regulasi dan niat politis. Struktur kebijakan perkedelaian hingga kini masih terlalu panjang dan rumit. (INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com