Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hitam Putih "Infotainment" di Mata Tina Astari

Kompas.com - 29/07/2010, 09:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Menurut pemain FTV Tina Astari masih ada alternatif lain untuk menekan dampak negatif tayangan infotainment di samping fatwa haram yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

" Menurut aku terlalu ekstrim banget ya kalau sampai diharamkan mungkin lebih disaring saja untuk penayangannya karena lama-lama enggak mendidik juga," kata Tina saat dihubungi Kompas.com via BlackBerry Messanger (BBM) di Jakarta.

Perlunya filter terhadap infotainment, lanjut Tina, dikarenakan berita yang ditayangkan cenderung subjektif. "Ya memang infotainment sekarang sudah tidak objektif, karena berita yang diangkat yang berita itu-itu saja. Terkadang malah menjadi bumbu yang berlebihan," keluh Tina.

"Memang harus ada lembaga yang menyaring tayangan-tayangan tersebut," sambungnya.

Sebagai seorang artis, Tina tak menampik bahwa tayangan infotainment memberinya kesempatan untuk bisa menjumpai penggemarnya. "Tidak dimungkiri bahwa infotainment juga sangat diminati oleh masyarakat dan bisa menjadi ajang untuk para publik figur berpromosi diri mereka. Misalnya, aku bisa promo filmku atau kegiatanku yang baru," jelas Tina.

Namun, dari segi negatifnya, Tina juga pernah ikut merasakannya. "Ya terkadang narasi mereka suka melenceng. Seperti masalah yang dulu Panji Trihatmojo, berita-beritanya kan dilebih-lebihkan padahal enggak ada apa-apa," ulasnya.

Terlepas dari 'hitam-putih' tayangan infotainment, Tina menaruh harapan besar. "Harapanku ke depan untuk infotainment itu agar lebih mengedepankan berita yang berbobot dan mendidik. Jangan hanya dilihat nilai jualnya saja," ujarnya.

"Dan untuk si objek beritanya juga jangan artis-artis yang itu-itu saja karena bosen juga ya nontonnya jadi timbul image dengan sebutan artis infotainment, bukan artis yang punya prestasi," pungkas Tina mengakhiri chatting dengan Kompas.com. (FAN)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com