Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BLH Bali Tanam 2.600 Rumpun Bambu

Kompas.com - 19/06/2010, 10:47 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali menanam 2.600 rumpun bambu di sekitar kawasan suci Pura Jati, Kintamani, Kabupaten Bangli, sebagai upaya mendukung program Bali hijau.       "Selain itu, BLH Bali juga melepas 80 ekor burung, antara lain jenis kutilang, cerukcuk, dan tekukur, dengan harapan dapat berkembang biak di sekitar kawasan suci tersebut," kata Kepala BLH Bali AAG Alit Sastrawan di Denpasar, Sabtu (19/6/2010).       Ia mengatakan, dalam kegiatan yang melibatkan ribuan warga setempat dalam kaitan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu juga dilakukan penebaran 20.000 ekor bibit ikan di Danau Batur, yang lokasinya tidak jauh dari kawasan suci Pura Jati.       Di beberapa tempat lain di Kecamatan Kintamani juga ditanam 6.150 tanaman langka dari berbagai jenis, antara lain kutat, beringin, pule, majegau, nangka, bubut, cempaka, dan kejimas.       Alit Sastrawan menjelaskan, sisanya sekitar 6.000 pohon oleh masyarakat setempat akan ditanam pada Desember mendatang.       Kegiatan penghijauan tersebut bekat peran-serta masyarakat setempat dan Pemerintah Kabupaten Bangli, serta dukungan berbagai pihak.       Pemprov Bali lebih mengintensifkan gerakan kebersihan dan penghijauan sebagai upaya mewujudkan provinsi hijau yang telah dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, awal Februari 2010.       Selain itu, Bali juga merintis banjar dan desa sadar lingkungan dengan mengedepankan rasa kepedulian, kesadaran, dan gotong royong dalam memelihara serta menjaga kelestarian lingkungan di Pulau Dewata.       Rintisan sadar lingkungan itu didukung oleh pusat-pusat perbelanjaan maupun pengelola toko untuk menghindari penggunaan plastik sebagai pembungkus.       Kesadaran akan kebersihan lingkungan itu mendorong warga setempat untuk memungut sampah plastik yang berserakan di sekitar tempat tinggal masing-masing.       Alit Sastrawan menjelaskan, rintisan, upaya, dan terobosan itu dilakukan mengingat kurang sadarnya masyarakat membuang sampah, khususnya sampah plastik yang menyebabkan pencemaran air sungai dan laut.       "Jika dibiarkan berlanjut, dikhawatirkan kondisi itu akan menyebabkan kerusakan ekosistem," kata Alit Sastrawan.       Dengan gerakan kebersihan yang dilakukan masyarakat secara berkesinambungan, minimal sekali dalam seminggu, diharapkan kelestarian lingkungan di Bali dapat diwujudkan.       Oleh sebab itu, seluruh masyarakat atau siapa saja yang datang ke Bali agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan, termasuk pantai dan pesisir.       Hal itu penting mengingat pantai dan pesisir bagi masyarakat Bali mempunyai fungsi ganda, yakni tempat digelarnya berbagai kegiatan ritual, aktivitas nelayan, dan untuk kepentingan pariwisata.       Oleh karena itu, pemanfaatannya perlu diatur secara terpadu, dengan menitikberatkan kelestarian lingkungan, sekaligus terhindar dari pencemaran, serta fungsinya tidak berbenturan satu sama lain, harap Alit Sastrawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com